DPR Dorong Pemerintah Jadikan G20 untuk Cegah Spillover Effect Perang Rusia-Ukraina

Jumat, 04 Maret 2022 – 15:02 WIB
Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno terus mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan jalur diplomasi karena perang Rusia-Ukraina menyangkut ekonomi dan perdagangan dunia. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno menilai, Indonesia bisa mengambil momentum dalam Presidensi G20 untuk mencegah spillover effect dalam perang Rusia versus Ukraina.

Sebagaimana diketahui, spillover effect adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu peristiwa di suatu negara terhadap ekonomi negara lain.

BACA JUGA: Kilang Minyak Balikpapan Terbakar, DPR Sentil Manajemen Risiko Pertamina

“Karena itu, kami terus mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan jalur diplomasi karena (perang) ini menyangkut ekonomi dan perdagangan dunia,'' ucap Dave pada Rabu (2/3).

Meskipun demikian, Dave memahami bahwa G20 lebih menekankan pada persoalan ekonomi dan keuangan.

BACA JUGA: Respons Dave Laksono Soal Pembelian Pesawat Tempur dari Prancis

Sementara itu, persoalan perang tersebut lebih pada persoalan politik dan diplomasi internasional.

Namun, Dave menilai, tidak ada salahnya jika Indonesia sebagai tuan rumah membahas dan menaikkan persoalan invasi ini untuk melihat komitmen negara G20 ini terhadap Ukraina.

BACA JUGA: Dave Laksono Bilang Begini Soal Putusan MK Terkait UU Ciptaker

“Sebab, banyak kekhawatiran kalau Rusia lakukan agresi militer lebih luas dan akan memicu Perang Dunia III. Rusia memiliki kemampuan untuk melakukan serangan balik yang mematikan bagi negara-negara yang intervensi kebijakannya,” jelas anggota Fraksi Golkar DPR RI ini.

Karena itu, Dave menilai Indonesia harus lebih mengambil peran sentral dalam mengingatkan negara-negara sahabat agar jangan sampai perang Rusia versus Ukraina menjadi penyebab invasi lain.

Diketahui, keketuaan/Presidensi G20 Indonesia sekaligus menjadi tuan rumah sejak 1 Desember 2021 hingga akhir 2022.

Presidensi G20 Indonesia telah menetapkan tiga isu prioritas, yaitu arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, serta transformasi digital dan ekonomi. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler