DPR: Itu Teguran Halus Presiden Buat Kalimantan Barat

Minggu, 09 April 2017 – 11:53 WIB
Presiden Joko Widodo. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, BENGKAYANG - Presiden Joko Widodo secara diam-diam mengutus tim ke Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar), mengecek adanya permintaan tas dari anak-anak sekolah dasar (SD) di wilayah yang berbatasan langsung dengan Serikin, Kuching, Sarawak, Malaysia Timur itu.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) daerah pemilihan Kalbar Syarif Abdullah Alkadrie mengapresiasi kepedulian presiden. Sekretaris Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) di DPR ini memuji presiden yang tanggap akan persoalan yang terjadi di perbatasan di Kalbar, termasuk di bidang pendidikan.

BACA JUGA: Kiai Maruf Ingatkan Kaum Nahdliyin Dukung Pemerintah

“Pertama, tentu saya memberi apresiasi presiden yang langsung tanggap terhadap persoalan itu,” kata Abdullah menjawab JPNN.com, Minggu (9/4).

Hanya saja, dia mengatakan, seharusnya ini bukan cuma urusan pemerintah pusat. Dia mengatakan, pemerintah daerah (pemda) seharusnya lebih responsif dan peka terhadap persoalan yang terjadi di wilayahnya. Karenanya dia menilai langkah tanggap dan respons cepat presiden juga merupakan sebuah teguran kepada pemda. “Ini teguran diam-diam, teguran secara halus dari presiden kepada pemerintah daerah (Kalbar),” tegas Abdullah.

BACA JUGA: Pak Jokowi, Anak-Anak di Perbatasan Ini Minta Tas

Sebab, kata Abdullah, bisa dibayangkan bagaimana presiden bisa sampai menurunkan tim khusus untuk mengurus masalah yang terjadi di masyarakat Kalbar itu. “Berarti presiden sudah gerah melihat persoalan ini terjadi. Bagaimana kepedulian pemda terhadap masyarakat terutama di perbatasan, apalagi ini berkaitan dengan pendidikan,” ujar mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalbar ini.

Nah, kata dia, tentunya presiden melihat masih banyak terjadi persoalan di perbatasan yang memang harus dibenahi. Terlebih lagi, kata dia, daerah Indonesia terutama di Kalbar yang berbatasan dengan Malaysia jauh tertinggal dari wilayah tetangga tersebut. Tidak hanya di bidang pendidikan, tapi juga infrastruktur dan lain-lain juga tertinggal. “Ini tentu merupakan persoalan yang harus menjadi prioritas,” katanya.

BACA JUGA: Gerindra Jagokan Jokowi, Jika Bu Mega....

Menurut dia, pendidikan hanya salah satu penampakan masalah kepada khalayak bahwa kondisi di perbatasan tidak segembira yang dirasakan saudara-saudaranya lain di tempat lain. “Daerah kita (perbatasan Indonesia di Kalbar) yang berbatasan dengan Indonesia kondisinya jauh tertinggal dengan tetangga. Mereka lebih maju, kita jauh tertinggal,” kata Syarif.

Lebih lanjut Syarif berharap, di masa yang akan datang presiden juga tetap selektif. Sebab, dia yakin masih banyak daerah lain di perbatasan yang punya persoalan seperti ini. Tidak hanya di Kalbar. Namun, juga di beberapa wilayah lain di Indonesia. Pemda harus lebih berperan.

“Kalau semua menggunggah (ke media sosial), lalu semua harus direspons presiden, nanti presiden bisa repot. Jadi menurut saya ini peringatan, tidak hanya di Kalbar tapi kepala daerah lain di Indonesia untuk lebih peka melihat kondisi masyarakat,” paparnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Presiden, Johan Budi SP mengatakan presiden mengetahui adanya permintaan anak-anak SD di perbatasan itu melalui media sosial YouTube. Kemudian presiden langsung memerintahkan kepada sekretaris pribadinya untuk melihat dan mengeceknya secara langsung. "Kemudian tim sudah berangkat ke sana, kemarin tanggal 6 (April) akan memberikan bantuan paket perlengkapan sekolah," kata Johan. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perdana, Jokowi Jamu Presiden Afghanistan Siang Ini


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler