DPR Minta Dana Pembangunan Kantor DPD Dievaluasi

Senin, 27 Juni 2011 – 13:26 WIB

JAKARTA - Polemik Dewan Perwakilan Rakyat RI dan Dewan Perwakilan Daerah RI soal anggaran pembangunan kantor perwakilan DPD di setiap daerah, terus bergulirKali ini,  Wakil Ketua DPR RI, Pramono Anung yang meminta agar anggaran pembangunan kantor DPD di 33 provinsi segera dievaluasi

BACA JUGA: Kasus Cek Pelawat Terus Dipersoalkan Politisi Senayan



Pria yang akrab disapa Pram ini mengakui pembangunan gedung pemerintahan memang sudah menjadi tanggungjawab negara untuk memberikan keadilan
Makanya, agar tidak terjebak polemik yang kontraproduktif, lebih baik diserahkan ke lembaga yang berwenang untuk mengevaluasinya

BACA JUGA: Ragukan Survei LSI, TK Bungkam



"Saya melihat ini polemik kontraproduktif
Harusnya diserahkan kepada pihak yang punya wewenang untuk melakukan evaluasi," kata Pramono, kepada wartawan di Jakarta, Senin (27/6).

Pram menyebut Menteri Perumahan Rakyat dan Menteri Pekerjaan Umum yang berhak melakukan evaluasi itu

BACA JUGA: Sutiyoso Optimis PKPI Lolos Pemilu 2014

Sebab, dana  itu menurut dia, memang sudah dianggarkan dari awal"Kalau tidak (dievaluasi) nanti tidak produktifKita tidak menyalahkan siapapun dalam hal ini," kata mantan Sekretaris Jendral PDI Perjuangan itu.

Dia mengatakan, soal anggaran pembangunan kantor perwakilan DPD tersebut, harus dilakukan evaluasi seperti halnya untuk perencanaan pembangunan kantor DPR RI, yang pada awalnya direncanakan Rp 1,3 Triliun, menjadi Rp 700 miliar"Publik harus menyoroti, kalau tidak anggaran ini terlalu besar, apalagi untuk di daerah," kata Pramono lagi.

Seperti diketahui, Ketua DPR RI Marzuki Alie, menyatakan, bahwa bahwa pembangunan gedung kantor perwakilan DPD di daerah terlalu mahal.  Untuk pembangunan Gedung DPD setinggi empat lantai itu, dia mendapatkan informasi bahwa untuk per meter harganya mencapai Rp10 jutaTempo hari saja, lanjut Marzuki, untuk perencanaan pembangunan Gedung DPR setinggi 36 lantai, Rp6 juta per meter saja sudah terlalu mahalKarena, menurut dia, standarnya, Rp 3juta“Rp10 juta permeter itu sangat mahal,” katanya(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Yakin Masyarakat Desa Masih Puas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler