Ragukan Survei LSI, TK Bungkam

Senin, 27 Juni 2011 – 12:53 WIB

JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Indonesia, Taufiq Kiemas, enggan menanggapi hasil survey Lingkaran Survey Indonesia, atas kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono"Soal itu, saya tidak berwenang," kata Taufiq, Senin (27/6), di Jakarta.

Suami Presiden kelima Megawati Soekarnoputri itu mengaku tak mau sembarangan berkomentar

BACA JUGA: Sutiyoso Optimis PKPI Lolos Pemilu 2014

Dia ingin tahu dalam survey itu, siapa yang saja yang ditanya, apa pertanyaannya, berapa jumlah korespondennya dan berapa provinsi survey itu dilaksanakan.

"Harusnya lihat dulu apa pertanyaannya, kan pertanyaannya tidak disebutkan (dalam survey itu)," ungkap Taufiq yang juga politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.

Disodorkan beberapa kali pertanyaan mengenai hasil survey itu, pria yang akrab disapa TK itu selalu mengelak
Ia berkelit dan enggan menanggapi mengapa tingkat kepuasan dan kepercayaan publik terhadap kinerja Presiden SBY menurun

BACA JUGA: Demokrat Yakin Masyarakat Desa Masih Puas

"Harusnya lihat dulu siapa-siapa yang ditanya
Nanti besok pagi pas yang mensurvey (lembaga) lain lagi, hasilnya berubah lagi," ungkapnya.

Seperti diketahui, hasil survei LSI menyebutkan persepsi publik (responden) terhadap tingkat kepuasan atas kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menurun

BACA JUGA: Pemprov Janji Gelontorkan Rp 110 M

Peneliti Senior LSI Sunarto dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (26/6), mengatakan, penurunan tersebut berdasar survei LSI pada 1-7 Juni 2011 dengan 1.200 responden di 33 provinsi, menggunakan teknik wawancara tatap muka dan tingkat kesalahan 2,9 persen.

Menurut Direktur Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP) itu, penurunan tingkat kepuasan masyarakat terhadap SBY mencapai 9,5 persen, yaitu dari tingkat kepuasaan sebanyak 56,7 persen pada Januari 2011 menjadi 47,2 persen pada Juni 2011.

Tingkat kepuasan atas kinerja SBY itu di kalangan responden yang berlatar belakang pendidikan tinggi (39,5 persen), pendididikan SLTA (44,1 persen), pendidikan SLTP (50,3 persen) dan pendidikan SD (54,0 persen).

Menurut Sunarto, penyebab menurunnya persepsi tingkat kepuasan publik atas kinerja SBY, antara lain banyaknya kasus bersar yang belum tuntas ditangani pemerintah, seperti kasus Bank Century, kasus pembunuhan aktivis HAM Munir, kasus dugaan suap atas Nazaruddin(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendagri Curiga Lonjakan Dana Bansos Jelang Pilkada


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler