"Kami ingin dapat melakukan evaluasi lebih obyektif," kata Anggota Komisi VII DPR Azwir Dainy Tara menjelaskan alasan permintaan tersebut
BACA JUGA: Tiga Underwriter Garuda Diselematkan
Menurut dia, pihaknya meminta data dan penjelasan secara detail dan transparan proyek LOBP yang dibangun PT Rekayasa IndustriBACA JUGA: Lippo Setujui Deviden Rp 150 M
"Nilai 500 juta dolar itu tidak sedikit
BACA JUGA: Kembangkan Shale Gas Butuh USD 8 Juta
Hal senada dikemukakan Wakil Ketua Komisi VII DPR Ahmad Farial"Persoalan LOBP Gresik mesti dijelaskan bagaimana sebenarnya," katanya. Anggota Komisi VII DPR Alimin mengatakan, data dan penjelasan proyek LOBP Gresik terkait keterlambatan penyelesaian proyek selama 14 bulan atau lebih lama dari target pembangunan yang hanya 12 bulan."Bagaimana keterlambatannya lebih lama dari target pembangunan proyeknya," ujarnyaMenurut dia, penjelasan dugaan penyimpangan akan membuat isu menjadi jelasDirektur Pemasaran dan Niaga Pertamina Djaelani Sutomo mengatakan, saat ini, proyek LOBP terus memperbaiki kinerjanya"Saat ini, kapasitas produksi sudah 86 persen dari desain awal," katanya
Pertamina, lanjutnya, masih memberikan waktu kepada Rekayasa Industri memperbaiki kinerja proyek sampai 31 Maret 2011Menurut dia, saat ini, proyek masih dalam masa perawatan Rekayasa IndustriDjaelani juga mengatakan, pihaknya memakai PT Surveyor Indonesia sebagai pihak independen melakukan audit atas proyek tersebutDia menambahkan, potensi kerugian hingga USD 500 juta tersebut baru terjadi kalau proyek tidak mencapai kapasitas desainnya(dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Realisasi Kapet Masih Memble
Redaktur : Tim Redaksi