DPR Minta Jokowi Tambah Penerima Kartu Indonesia Sehat

Minggu, 27 Agustus 2017 – 10:34 WIB
Saleh Partaonan Daulay. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau BPJS Kesehatan gratis harus menjadi prioritas pemerintah dalam pembangunan sosial. Pasalnya, program tersebut dinilai sangat bermanfaat dan bisa membantu masyarakat yang kurang mampu.

Karena itu, sangat disayangkan jika pada tahun 2018 pemerintah tidak menganggarkan untuk penambahan kepesertaan baru untuk penerima KIS.

BACA JUGA: PPN dan Gula Rafinasi Klir, Seknas Jokowi Imbau Petani Batalkan Demonstrasi

"Presiden Jokowi dalam pidato tentang nota keuangan dan RAPBN 2018 jelas menyebut bahwa target sasaran program itu masih 92,4 juta orang. Itu artinya, di tahun 2018, tidak ada penambahan kepesertaan baru," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay, Minggu (27/8).

Padahal, pemerintah sudah menetapkan target bahwa pada tahun 2019 nanti, kepesertaan program KIS/BPJS Kesehatan akan mencapai 107 juta orang. Itu artinya, masih ada 14,6 juta orang lagi masyarakat yang berhak tetapi belum menerima kartu tersebut.

BACA JUGA: Ini yang Dibahas Jokowi dan Wakil PM Uzbekistan di Istana

Jika pada tahun 2018 pemerintah tidak mengalokasikan anggaran untuk penambahan kepesertaan KIS/BPJS Kesehatan dari data PBI (penerima bantuan iuran), dikhawatirkan target tersebut tidak akan tercapai.

"Betul bahwa masih terdapat carut-marut pendataan kepesertaan PBI. Tetapi itu bukan alasan yang bijak untuk meniadakan penambahan kepesertaan pada tahun 2018. Semestinya, pendataan tersebut yang diperbaiki sehingga bantuan tersebut benar-benar tepat sasaran," ucap politikus PAN ini.

BACA JUGA: Jokowi Bersedia Terima Istri Novel Baswedan

Sebelumnya, pemerintah sudah menganggendakan akan ada penambahan sebesar 4 juta orang penerima pada tahun 2018. Sayangnya, dalam nota keuangan yang disampaikan presiden agenda penambahan itu menjadi tidak ada.

Padahal, jika ada penambahan sebesar 4 juta orang masyarakat tidak mampu, anggaran yang diperlukan hanya 1,1 Triliun. Anggaran ini tentu sangat kecil jika dibandingkan dengan RAPBN yang diajukan pemerintah yang mencapai 2.204,3 Triliun.

"Saya berharap pemerintah bisa mempertimbangkan ulang agar penambahan kepesertaan KIS/BPJS kesehatan dari data PBI bisa tetap diadakan. Masyarakat yang kurang mampu tentu sangat senang jika hak kepesertaan mereka segera dipenuhi oleh pemerintah," pungkas politikus asal Sumatera Utara ini. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi dan Kelompok Cikeas Beruntung


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler