jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI dari PKS Hj. Nevi Zuarina meminta PT Biofarma fokus memproduksi dan mendistribusikan vaksin, alat kesehatan (Alkes), dan obat-obatan.
Distribusi vaksin, Alkes, dan obat-obatan ini, menurut Nevi, sudah sangat mendesak karena mengejar percepatan 80 persen seluruh penduduk Indonesia menerima vaksin.
BACA JUGA: Konon Stok Vaksin di Bio Farma Masih Aman, Pendistribusian yang Perlu Diselesaikan
“Saya meminta Biofarma dapat mencapai produksi vaksin sesuai dengan program pemerintah untuk mencapai kekebalan komunal,” kata Nevi saat melakukan kunjungan kerja spesifik ke BUMN Farmasi, PT Bio Farma pada Senin (6/9/2021).
Politikus PKS ini menekankan jumlah produksi dan distribusi mesti dapat secepat mungkin berkejaran dengan waktu seiring percepatan penyelesaian wabah pandemi ini.
BACA JUGA: Nevi Zuairina DPR RI Luncurkan Memoar Energi Bundo Kanduang
Dia menyebut Bio Farma selaku BUMN juga mesti bersinergi dengan BUMN farmasi lain dan juga swasta untuk mengakselerasi percepatan produksi vaksin ini.
“Jangan sampai rakyat sudah siap divaksin tetapi supply produksi terlambat. Untuk mendukung kesehatan masyarakat, obat-obatan, dan alat kesehatan juga mesti dipastikan tersedia di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Nevi.
BACA JUGA: Lestari Moerdijat Sebut Vaksin Nusantara Wujud Kemandirian Bangsa
Nevi mengatakan sampai dengan 31 Mei 2021, BioFarma sudah menerima bulk vaksin Sinovac sebanyak 81,5 juta dosis.
Dari jumlah tersebut, kata dia, vaksin yang sudah diproses di fasilitas Fill and Finish Bio Farma, per 28 Mei 2021, sebanyak 52,63 juta dosis, dan yang sudah release sebanyak 37,90 juta dosis.
Nevi melanjutkan, lewat PMN, Bio Farma kini telah memproduksi 52,63 Juta Vaksin Covid-19 (hingga 31 Mei 2021). Angka ini bertambah jadi 90,1 Juta Dosis Vaksin Covid-19 pada 26 Juli 2021.
“Yang menjadi pertanyaan kami adalah hingga 22 Juli 2021, jumlah vaksin yang sudah masuk ke Indonesia, kurang lebih sebanyak 151,9 juta dosis terdiri dari 123,5 juta dalam bentuk bulk, yang diterima dari Sinovac dan 22,4 juta lainnya diterima dalam bentuk finish produk yang diterima dari AstraZeneca, dan Moderna. Apakah Bio Farma tidak dapat memproduksi sendiri vaksin-vaksin ini. Apa kesulitannya?" kata Nevi.
Legislator asal Sumatera Barat II ini juga mengingatkan berkaitan dengan kewajiban penggunaan komponen tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dan transfer teknologi dalam bidang fill atau finish bulk ini.
Menurut Nevi, terdapat 4 Industri farmasi yang siap transfer teknologi pengembangan vaksin melalui Bio Farma.
Nevi mengatakan Fraksi PKS terus mendorong Bio Farma untuk memproduksi vaksin merah-putih, mulai dari clinical trials atau research and development hingga produksi pada filling line. Termasuk berkolaborasi dengan swasta dan Industri farmasi lain.
“Kami juga meminta Bio Farma ada kolaborasi dengan UMKM atau Industri Kesehatan berlevel IKM (Industri Kecil Menengah). Pelibatan UMKM cukup penting mengingat mereka yang sangat terdampak pandemi,” ujar Nevi Zuairina.(fri/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Friederich