Konon Stok Vaksin di Bio Farma Masih Aman, Pendistribusian yang Perlu Diselesaikan

Kamis, 29 Juli 2021 – 18:43 WIB
Ilustrasi, vaksin Covid-19 buatan Sinovac tiba di Kantor Pusat PT Bio Farma (Persero). Foto: ANTARA/BPMI Sekretariat Presiden/Muchlis Jr

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Perusahaan sekaligus Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto menyebut stok vaksin Covid-19 di tempatnya masih aman.

Saat ini proses distribusi tengah digencarkan agar agenda herd immunity atau kekebalan komunal bisa cepat tercapai.

BACA JUGA: Menaker Ida Apresiasi Kontribusi Bio Farma Jaga Ketersediaan Vaksin Covid-19

"Stok di pusat (Bio Farma) aman, itu yang dikawal cepat proses produksi dan distribusinya untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok," kata Bambang dalam keterangan pers Humas KPCPEN, Kamis (28/7).

Alumnus Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat itu mengatakan, pemerintah saat ini sudah mendatangkan jutaan vaksin demi mempercepat kekebalan komunal.

BACA JUGA: 14 Juta Bahan Baku Vaksin Sinovac Tiba, Langsung Dikirim ke Bio Farma

Teranyar, katanya, pemerintah mendatangkan 21,5 juta dosis vaksin berbentuk bulk atau baku produksi Sinovac, Selasa (27/7).

Atas kedatangan itu, total vaksin bentuk bulk yang didatangkan Indonesia menjadi 144,7 juta dosis yang setelah diolah Bio Farma diperkirakan menjadi sekitar 117,3 juta dosis vaksin bentuk jadi.

BACA JUGA: Bio Farma Gandeng 72 Perusahaan Distributor dan Siapkan 352 untuk Vaksinasi Gotong Royong

Menurut dia, jumlah itu belum diakumulasikan dengan vaksin jadi yang telah datang. Jika jumlah itu ditambah, total vaksin siap pakai di Indonesia mencapai 173,1 juta dosis.

"Rencananya pada Agustus 2021 nanti Indonesia akan kembali kedatangan vaksin Covid-19 sebanyak 45 juta dosis yang terdiri dari Sinovac, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer," kata Bambang.

Dia melanjutkan, Bio Farma per 27 Juli 2021 telah mendistribusikan 80 juta dosis ke 34 provinsi di Indonesia dengan rincian Vaksin CoronaVac sebanyak 3 juta dosis, Vaksin Covid-19 (vaksin produksi Bio Farma dari bahan baku Sinovac) sebanyak 65,7 juta, dan AstraZeneca sebanyak 11,3 juta.

"Jumlah itu belum termasuk vaksin Moderna dan Sinopharm (Vaksin Gotong Royong)," katanya. (ast/jpnn)


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler