JAKARTA – Forum rapat dengar pendapat Komisi II DPR dengan jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Senayan, Senin (8/6), dijadikan ajang bagi para wakil rakyat untuk mempersoalkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pilpres 8 Juli mendatangAnggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Golkar, Rustam Tamburaka, yang mendapat giliran pertama mengutarakan pendapatnya, langsung mempertanyakan masih buruknya DPT pilpres di sejumlah daerah
BACA JUGA: Konflik di Nisel Bakal Berlanjut
Rustam mengaku mendapat data buruknya DPT di wilayah Sumut, Kota Bandung, dan Bekasi
BACA JUGA: JK Paling Potensial Rebut Suara Nahdliyin
Hal yang sama terjadi di Bandung dan BekasiSejumlah anggota Komisi II DPR yang lain juga mempersoalkan DPT pilpres yang masih dinilai bermasalah
BACA JUGA: Mega-Pro Pemanasan di Rengasdengklok
Jumlah pemilih dalam DPT pilpres dalam negeri sebanyak 175.233.318, sedang luar negeri 1.133.738Atau totalnya mencapai 176.365.056Padahal, DPT pileg 169.789.599Artinya, hanya ada penambahan 5.443.723 pemilihSedangkan warga yang tidak terdaftar pada pileg lalu diperkirakan mencapai 49 juta wargaYang aneh, jumlah pemilih luar negeri malah menyusut, yakni tinggal 1.133.738 atau berkurang 342.109 pemilih.Anggota Komisi II DPR Ferry Mursidan Baldan mencurigai wacana penggunaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai bukti untuk bisa memilih hanya sekedar pengalihan isu untuk menutupi buruknya DPT pilpresDia sama sekali tidak setuju bila KTP dijadikan bukti untuk memilih karena masih banyak warga yang punya KTP ganda
Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary menjelaskan, memang banyak pihak dari kalangan masyarakat yang mengusulkan digunakannya KTP untuk bukti memilihHanya saja, setelah minta masukan dari KPU Provinsi seluruh Indonesia, diputuskan KTP tidak bisa digunakanAlasannya, rawan manipulasi karena banyak warga ber-KTP ganda“Terlebih lagi tinta bisa dihapusKami juga sudah bicara dengan Mendagri Mardiyanto, yang juga tidak setuju dipergunakannya KTP untuk memilih,” ujarnya(sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JK : Bangun Negeri dengan Otot dan Otak Sendiri
Redaktur : Tim Redaksi