jpnn.com, SITUBONDO - Ketua Komisi IV DPR RI Sudin menyampaikan Taman Nasional Baluran di Situbondo, Jawa Timur harus tetap dilestarikan. Sebab, di Taman Nasional tersebut memiliki khas satwanya seperti banteng, kerbau liar dan lain sebagainya.
Pelestarian tersebut salah satunya dengan penambahan biaya maupun tenaga kerjanya.
BACA JUGA: Pengelola Pastikan Satwa di Ragunan Bebas dari Covid-19
“Tadi kami sudah melihat banteng, kemudian juga melihat kerbau liar. Ini harus tetap dilestarikan. Dengan apa? Dengan penambahan biaya maupun tenaga kerja,” ungkap Sudin, di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jatim, Kamis, (25/3/2021).
Sudin menejelaskan tenaga kerja di taman ini sebanyak 103 orang, dengan luasan 25.000 hektare.
BACA JUGA: Launching Buku Rahmat Shah, Bamsoet Ajak Masyarakat Terlibat Aktif dalam Pelestarian Satwa
“Itu kan hal yang sangat sulit sekali, baik itu menjaga suaka, menjaga yang lain-lain,” ujar Sudin.
Lebih lanjut, Sudin menyoroti ketersediaan infrastruktur kendaraan yang dimiliki oleh Taman Nasional Baluran.
BACA JUGA: Sultan Sebut Guru Honorer Pantas Diangkat Jadi PNS
Menurutnya, Taman Nasional Baluran harus memiliki kendaraan pemadam kebakaran sendiri guna mengantisipasi apabila terjadi kebakaran di musim kemarau. Jika memiliki kendaraan pemadam kebakaran sendiri, maka akan lebih cepat dilakukan pemadaman.
Dia menjaskan pada bulan 7, 8, 9 ini kan kemarau panjang cenderung ada kebakaran. Bagaimana mengantisipasinya? Kalau memang harga mobil pemadam kebarakan itu terlalu mahal.
“Ya, beli yang murahlah tidak usah pakai blangwir (mobil damkar), tetapi mobil tangki atau motor dimodifikasi bisa nyemprot air untuk mematikan api,” ujar Sudin.
Dia juga menjelaskan sebelumnya berkunjung ke Taman Way Kambas di Lampung. “Kendalanya sama yakni tenaga kerja, sarana dan prasarana, dan lain-lain,” ungkap Sudin.
Terkait dengan anggaran, politikus Fraksi PDI Perjuangan itu Sudin berharap terjadi pemotongan anggaran pada Taman Nasional Baluran.
Menurutnya untuk pencegahan kebakaran maupun peningkatan konservasi maka perlu dukungan anggaran yang cukup besar, kalau tidak maka taman nasional ini akan rusak dan habis.
“Seharusnya tidak ada pemotongan, kemarin hampir Rp 500 miliar lebih yang dipotong,” ujar Sudin.
Sudin berharap di Tahun 2022 khusus untuk konservasi jangan dipotong.
“Saya akan bertahan, juga saya yakin teman-teman Anggota Komisi IV lain setuju. Kalau ga dijaga, habis. Yang sudah rusak, ya di perbaiki, yang masih bagus dipertahankan dan ditingkatkan, kan gitu,” ujar Sudin.
Sudin menekankan bahwa Taman Nasional Baluran memiliki ciri khas stwanya yang harus dipertahankan dan dijaga seperti taman nasional lainya.
Di Baluran ada Banteng, di Lampung ada Gajah, di Taman Nasional Ujung Kulon ada Badak, itu yang menjadi khas masing-masing. “di Kalimantan Tengah ada OrangUtan, tetapi disana tidak ada gajah, tidak ada banteng. Jadi ciri khas masing-masing ini harus di pertahankan, kalau perlu di tingkatkan,” ucapnya.
Sudin juga berharap, dilakukan penelitian-penelitian yang lebih intensif terhadap satwa-satwa yang dilindungi, terutama satwa yang habitatnya sangat sedikit. Hal itu harus dilakukan guna mengantisipasi kepunahan yang terjadi.
“Jangan sampai sudah pada punah baru dilakukan penelitian, di sini ada banteng yang sudah tua, mati di kubur. Saya bilang kenapa tidak diobservasi? Seharusnya kan diobservasi kemudian bisa dimasukkan ke museum,” harap Sudin.
“Indonesia belum punya museum. Makanya saya bilang, harus bangun museum, 5 tahun lagi mungkin anak cucu kita bertanya harimau itu seperti apa sih? Sama seperti kita mungkin jutaan tahun lalu melihat ada namanya mamoth atau dinasaurus, kan kita enggak tahu. Ya seperti komodo di NTT, itu harus tetap di lestarikan,” harapnya.(ikl/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi