DPR RI Setujui Pagu Anggaran Perpusnas 2022 Sebanyak Rp 667,52 M 

Jumat, 27 Agustus 2021 – 18:13 WIB
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando dalam rapat dengar pendapat Komisi X DPR RI. Foto Humas Perpusnas RI

jpnn.com, JAKARTA - Komisi X DPR RI mengapresiasi sejumlah capaian yang diraih Perpustakaan Nasional (Perpusnas) pada 2020. Perpusnas memperoleh nilai kerja anggaran sebesar 95,86 atau sangat baik atas kinerja anggaran kementerian/lembaga tahun anggaran 2020 dari Kementerian Keuangan.

Selain itu, Perpusnas meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan keuangan tahun 2020.

BACA JUGA: Teten Masduki: Perpusnas Berkontribusi Mengembangkan UMKM dan Koperasi

“Opini BPK tahun anggaran 2020 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian selama lima tahun berturut-turut dari tahun 2016 sampai 2020,” ujar Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Perpusnas, Kamis (26/8/2021). 

Tahun lalu, capaian realisasi Perpusnas mencatat hasil yang mengesankan, meski mengalami pemotongan anggaran dari pagu awal sebesar 30,9 persen.

BACA JUGA: DPR RI Dukung Usulan Peningkatan Anggaran Perpusnas 2022

Capaian realisasi sebesar 96,62 persen, melampaui rata-rata kinerja nasional sebesar 95 persen. Pada 2020, pagu awal Perpusnas sebesar Rp658,997 miliar. Setelah mengalami pengurangan anggaran, pagu akhir Perpusnas menjadi Rp454,777 miliar.

Pada kesempatan tersebut, Komisi X DPR RI menyetujui pagu anggaran Perpusnas dalam Rancangan APBN tahun 2022 sebesar Rp667,52 miliar yang tercantum dalam nota keuangan. Komisi X DPR mendorong Perpusnas untuk meningkatkan kinerja dan mempertahankan capaian prestasi tahun sebelumnya. 

BACA JUGA: Lihat, Gugus Tempur Laut Kerahkan Alutsista TNI AL, KRI Singa Beraksi

"Perpusnas harus meyakinkan stakeholder dengan paradigma baru literasi dan numerasi dengan mempertimbangkan perpustakaan digital dan perpustakaan keliling, khususnya pada masa pandemi," terang Syaiful.

Sementara itu, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menegaskan literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis.

Dia menegaskan, pada tingkatan tertinggi, literasi berdampak bagi bangsa dan negara jika mampu menciptakan barang dan jasa bermutu yang bisa bersaing di pasar global.

“Karena akhir dari percaturan global hanya satu, negara yang menjadi produsen, itulah pemenang," ucapnya. 

Dia melanjutkan, siapa yang negaranya masih bergantung menjadi konsumen, akan kalah. Dan ini sudah mulai kelihatan, bagaimana negara kuat di Asia seperti Tiongkok meluncurkan kereta api tercepat di dunia pada Juli. 

"Itu semua karena literasi,” sergahnya.

Lebih lanjut, Syarif mengatakan untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan daerah agar memperkuat budaya literasi, Perpusnas memberikan bantuan DAK fisik subbidang perpustakaan daerah untuk perpustakaan provinsi dan kabupaten/kota. DAK kembali dilanjutkan tahun depan dan dalam RDP tersebut Komisi X menyetujui pagu DAK subbidang perpustakaan dalam RAPBN 2022. (esy/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Friederich
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler