DPR RI Terima Award Pelaporan Gratifikasi dari KPK

Senin, 09 Desember 2013 – 17:41 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPR RI, Marzuki Alie menerima Award, mewakili lembaga negara dengan jumlah pelaporan gratifikasi terbanyak sepanjang tahun 2013 dari Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad.

Penyerahan Award ini diberikan pada  Pekan Anti Korupsi 2013 di Istora Senayan, Jakarta, Senin (9/12). Selain Lembaga DPR, award serupa juga diberikan kepada Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Pemprov DKI Jakarta dan Kota Semarang untuk kategori pemerintah daerah.

BACA JUGA: Mega Bantah Undang Ahok di Kediamannya

Berdasarkan penilaian KPK, Kementerian Lembaga dan Pemda tersebut terbanyak melaporkan gratifikasi yang ditetapkan menjadi milik negara. Namun saat itu tidak disampaikan berapa jumlah gratifikasi yang sudah terhimpun dari masing-masingnya.

Ketua DPR RI Marzuki Alie saat menerima Award tersebut menekankan bahwa banyaknya gratifikasi yang dikembalikan DPR ke negara bukan berarti DPR sebagai lembaga terbaik, tapi sebaliknya menggambarkan bahwa di DPR banyak penerimaan gratifikasi.

BACA JUGA: KRL Kecelakaan, DPR Minta Gerbong Wanita Dipindah

"Saya menggaris bawahi, sebertulnya yang banyak kembalikan gratifikasi, artinya lembaga itu banyak ruang menerima gratifikasi. Itu catatannya ya, bukan berarti DPR lembaga terbaik," kata Marzuki di depan Ketua KPK.

Nah, saat itu Marzuki juga meminta kepada pimpinan KPK agar memberikan peluang kepada seluruh penyelenggara negara atau siapapun yang ingin mengembalikan uang gratifikasi, agar tidak diseret-seret ke dalam kasus korupsi. Karena hal itu bisa membuat orang takut melaporkan adanya gratifikasi.

BACA JUGA: Kader PDIP Wacanakan Duet Mega-Jokowi

"Mana kala mereka mengembalikan, jangan sampai ditarik-tarik ke kasus-kasus (korupsi). Ini harus dicatat, setelah mereka kembalikan, cukup dicatat, didengarkan, jangan dipanggil-panggil, yang membuat mereka takut," tandasnya.

Pada kesempatan itu, Abraham Samad mengajak semua pihak membantu KPK membersihkan Indonesia dari korupsi. Karena kejahatan korupsi membuat bangsa yang sudah 68 tahun merdeka, tapi rakyatnya juga belum sejahtera.

"Ini disebabkan korupsi yang menjajah bangsa kita. Kami miris ketika kami menyaksikan rakyat kelaparan, anak-anak putus sekolah karena tidak ada biaya, padahal bangsa kita kaya raya," kata Abraham Samad.(Fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Basrief: Korupsi Sudah jadi Gaya Hidup Pejabat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler