DPR Tolak Pembangunan LRT, BP Batam Berencana Bangun Kereta Api Gerbong

Minggu, 11 Juni 2017 – 04:14 WIB
Ilustrasi proyek LRT. Foto: JPNN

jpnn.com, BATAM - Komisi VI DPR RI telah menolak rencana Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk membangun Light Rail Transit (LRT).

Namun, BP Batam yang memprioritaskan membangun transportasi publik, kini merubah konsepnya menjadi membangun kereta api gerbong.

BACA JUGA: Dirut KAI Cek Kesiapan Pelayanan Penumpang di St Pasar Senen

Deputi IV BP Batam, Robert Purba Sianipar mengatakan 15 tahun ke depan, Batam membutuhkan transportasi berbasis rel untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat dan mewujudkan Batam sebagai kota metropolis yang madani.

"Jika sekarang tidak dibangun, maka nanti bisa terlambat. Pertumbuhan penduduk Batam akan terus meningkat nanti," ujar Robert kepada Batam Pos (Jawa Pos group), Sabtu (10/6).

BACA JUGA: Penambahan Kursi Pimpinan MPR/DPR/DPD Masih Opsional

Transportasi umum merupakan infrastruktur yang sangat dibutuhkan Batam untuk berkembang. Fungsinya adalah menjamin arus lalu lintas barang dan penduduk terjamin dengan baik.

Penduduk Batam yang saat ini sudah mencapai 1,3 juta jiwa disertai dengan keberadaan 26 kawasan industri."Jadi keputusan ini sudah sangat tepat," imbuhnya.

BACA JUGA: Melihat Surat Miryam, Anak Buah Prabowo Tinggalkan Rapat Pansus KPK

Dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, maka bisa menyebabkan kemacetan kalau tidak diimbangi dengan penambahan transportasi umum."Pembangunan flyover juga tidak dapat menjamin itu," ungkapnya.

Oleh karena itu, BP Batam akan mencari mitra untuk membantu pembangunan transportasi berbasis rel. Dengan konsep tranship development yang akan dikaji tahun ini.

Rute tranportasi berbasis rel terbagi dua, untuk tahap pertama terdiri dari Utara-Selatan dan Timur-Barat. Rute Utara-Selatan yaitu Batu Ampar-Nagoya-Bandara maupun sebaliknya dan Utara-Selatan menyambungkan Tanjung Uncang-Batam Center.

"Maka dari itu dukungan dari pemangku kepentingam sangat dibutuhkan," ucap Robert.

Sedangkan akademisi ahli transportasi asal Universitas Internasional Batam (UIB), Atik Wahyuni mengatakan beberapa tahun belakangan ini, Batam mulai akrab dengan sejumlah kemacetan di simpang-simpang besar seperti Simpang Jam, Simpang Kabil, Simpang Franky, Simpang Indomobil dan lainnya.

Hal ini terjadi karena pertambahan jumlah kendaraan melebihi dari pertambahan atau pelebaran jalan.

"Disamping itu, jumlah masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi sangatlah tinggi. Hal ini terjadi karena sistem transportasi kota Batam tidak mampu mengakomodirnya. Keberadaan Trans Batam belum mencukupi. Selain itu banyak masyarakat yang mengeluhkan angkutan umum di Batam," terangnya.

Angkutan umum yang beroperasi saat ini bisa dikategorikan tidak layak, begitu juga pelayanannya sangat buruk, sehingga membuat masyarakat enggan menaikinya.Sehingga pembangunan kereta api rel dinilai merupakan solusi tepat.

Namun, pemerintah perlu juga memikirkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi untuk mensukseskan pembangunan LRT ini. Karena masyarakat Batam sudah terbiasa dengan kendaraan pribadi, maka akan sulit untuk mengajak mereka berpindah ke LRT.

"Jika dibarengi dengan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi sehingga pengguna kendaraan pribadi berpindah ke LRT atau moda angkutan umum yang lain bisa teratasi. Jadi satu kebijakan harus didukung kebijakan yang lain. Selain itu perlu edukasi untuk kaum mudanya," sarannya.(leo)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Puluhan Musisi Geruduk DPR, Ini Tuntutan Mereka


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
kereta api   LRT Batam   Bp Batam   DPR  

Terpopuler