DPR Tuding Kejagung Mainkan Perkara

Terkait Rivalitas Menuju Kursi Jaksa Agung

Rabu, 27 Oktober 2010 – 15:48 WIB
JAKARTA - Anggota komisi III DPR RI Ahmad Yani menilai Kejaksaan Agung memainkan sejumlah kasus untuk memenuhi ambisi pribadi sejumlah pejabatnya demi meraih jabatan Jaksa AgungKarena itu, Ahmad Yani mendesak agar Presiden SBY segera melantik Jaksa Agung definitif untuk mengakhiri persaingan tidak sehat di kalangan internal

BACA JUGA: KPK Dihadiahi BH dan Celana Dalam

"Kasus pimpinan KPK Bibit-Chandra dan kasus Sisminbakum sedang dimainkan untuk menarik minat Presiden SBY agar memilih Jaksa Agung dari kalangan internal," kata Ahmad Yani kepada wartawan di Jakarta, Rabu (27/10).

Wacana deponeering dalam kasus Bibit - Chandra, lanjut Yani, adalah bagian dari permainan rivalitas menuju kursi Jaksa Agung itu
Karena itu, Ahmad yani juga mendesak agar Bibit - Chandra juga diperiksa sebelum akhirnya mereka dinyatakan bebas."Hal ini perlu dilakukan, untuk mengetahui lebih jauh dibalik wacana deponering itu." Kecurigaan adanya implikasi rekayasa itu makin kental ketika Jaksa Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Amari mengumumkan akan adanya depoonering terhadap Bibit - Chandra, namun beberapa jam kemudian diralat langsung oleh Plt

BACA JUGA: Walhi Desak Presiden Tetapkan Status Darurat Bencana

Jaksa Agung Darmono.

Untuk itu, Ahmad Yani mendesak agar Jaksa Agung Muda bidang Pengawasan (Jamwas) Marwan effendy melakukan pemeriksaan terhadap Amari, ada motif apa dibalik semua ini
"Sebab, langkah Amari mengumumkan wacana deponeering dalam kasus Bibit-Chandra makin menguatkan perpechan dan kecurigaan di berbagai kalangan."Hal itu juga mengesankan bahwa Kejaksaan Agung saat ini tidak solid lagi."

Sementara politisi dari Partai Golkar Bambang Susatyo menilai persaingan menuju kursi Jaksa Agung dikalangan internal Kejaksaan sudah tidak sehat lagi

BACA JUGA: 2012, Calon Pelanggan PLN Tak Perlu Antri

"Munculnya wacana deponeering menunjukkan betapa rapuhnya institusi Kejaksaan Agung saat ini," kata Bambang
Rivalitas internal berlangsung begitu telanjang dan sarat intrik,sehingga tak lagi mempredulikan kepentingan bangsaMasing-masing kelompok berusaha saling menjatuhkan

Akibatnya, tanpa seizin Plt Jaksa Agung Darmono,wacana internal tentang deponeering kasus Bibit-Chandra itu langsung diumumkan ke publikLalu, hanya satu-dua jam kemudian muncul bantahan"Logikanya sikap deponeering itu belum finalTetapi, kalau akhirnya diumumkan juga ke publik, berarti ada jaksa yang spekulatifSebab, dikatakan bahwa deponeering belum ditandatangani karena harus menunggu Jaksa Agung Definitif

Politisi Fraksi PAN, Yadhil Abdi Harahap, pun menyayangkan kalau kasus Bibit-Chandra dipergunakan untuk membuka peluang jadi jaksa agungDia meminta agar elit
kejagung harus lepas dari kepentingan itu agar ada satu suara dari kejagung.

“Ada indikasi seperti itu, sebuah keputusan yang  sebetulnya belum diputuskan di rapat pimpinan kejakgung dia sudah umumkanPLT Jaksa Agung Darmono sudah menyebut itu belum keputusan final kejagungJadi ada apa ini, aroma persaingan kuat di kejagung dan ini tidak sehat kalau Presiden SBY semakin lama memutuskan siapa yang akan jadi jaksa agung,” kata Yadhil.

Trimedya Panjaitan pun menyebut Presiden SBY akan mempertimbangkan manuver Amari dan Darmono yang seolah tidak menjaga soliditas lembaga“Ini akan menjadi pertimbangan Presiden SBY, kenapa soliditas tidak dijaga, ada apa diinternal kejagung kok seperti ada sikut-sikutan untuk mencari simpati bisa saja mereka mencium SBY maunya deponeering maka dibocorkanlah keputusan itu,” kata Trimedya.(awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Toni Togar Diduga Kenal Baasyir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler