jpnn.com - jpnn.com - Anggota Komisi VI DPR RI Juliari Peter Batubara mengatakan sampai saat ini, wirausaha-wirausaha baru masih sering mendapatkan kendala untuk berekspansi, terutama dalam hal pembiayaan.
“Syarat-syarat yang terlalu berat untuk mendapatkan pinjaman dari bank masih merupakan kendala utama,” kata Juliari menjawab wartawan di Jakarta, Selasa (7/3).
BACA JUGA: Lama Terbelit Utang, Lunas Berkat Cabai
Wakil Bendahara DPP PDI Perjuangan ini menilai usaha Kementerian Perindustrian yang menargetkan 5.000 wirausaha baru dan pengembangan 1200 sentra Industri Kecil Menengah (IKM) tahun ini memang ideal. Sebagai target kata Juliari boleh-boleh saja, tetapi yang perlu diketahui adalah apa dan bagaimana kendala yang dihadapi.
Karena itu Juliari menawarkan solusinya, yaitu lebih baik pemerintah menunjuk 1-2 bank BUMN yang berhak menyalurkan pinjaman ke IKM dengan bunga lebih lunak dan persyaratan yang lebih mudah.
BACA JUGA: Saipul Si Setrika Arang, Punya Pelanggan Anggota Dewan
Bila perlu Otoritas Jasa Keuangan bisa juga menyesuaikan peraturannya untuk mengakomodasi hal ini.
"Saya kira solusinya seperti itu, supaya wirausaha baru semakin tumbuh dan berkembang,” kata putra sulung tokoh nasional AP Batubara ini.
BACA JUGA: Dokter Muda Nyambi Bisnis, Pernah Rp 150 Juta per Bulan
Apalagi lanjut Juliari, saat ini terkesan BUMN-BUMN yang ada menjadi justru konglomerasi baru, yaitu denga mengambil bisnis dari hulu ke hilir. Tentu saja ini tidak benar dan tidak sesuai dengan konstitusi.
"BUMN tidak perlu merambah ke semua bisnis, bahkan modusnya yaitu dengan mendirikan anak perusahaan hingga cucu perusahaan untuk masuk ke bisnis baru yang sebenarnya bisa diserahkan ke wirausaha/pihak swasta,” imbuh anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah I ini.
Bagaimana pun, kata Juliari, dengan praktek demikian tentunya membuat persaingan menjadi tidak sehat, dan para wirausahawan yang tadinya berbisnis di sektor tersebut, bisa kehilangan bisnisnya karena diambil BUMN.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Momentum Tingkatkan Kerja Sama Energi dan Pariwisata
Redaktur & Reporter : Friederich