jpnn.com, JAKARTA - Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI menilai Pemprov DKI Jakarta dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) belum memiliki jurus jitu untuk mengantisipasi potensi resesi ekonomi pada 2023.
Anggota Banggar DPRD DKI Jakarta Farazandi Fidinansyah mengatakan perlu adanya sinergitas antarperusahaan daerah untuk menjamin ketersediaan pangan dan stabilitas harga.
BACA JUGA: Sandiaga Uno Bekali Pelaku UMKM untuk Menghadapi Tantangan Resesi Ekonomi
Menurut dia, Perumda Dharma Jaya, Perumda Pasar Jaya, dan PT Food Station Tjipinang Jaya harus memiliki program kerja yang dijadikan pedoman antisipatif ketika resesi ekonomi benar-benar terjadi.
“Segera dibentuk superholding pangan seperti yang dilakukan di nasional. Muruah BUMD pangan harus dikembalikan. Ini serius, karena 2023 harus mengantisipasi resesi,” ucap Farazandi dalam keterangannya, Jumat (4/11).
BACA JUGA: Indonesia Summit 2023, Secercah Harapan Hadapi Bayang-bayang Resesi
Putra tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin itu menyebutkan Pasar Jaya harus melakukan distribusi dan etalase penjualan, Dharma Jaya siapkan kebutuhan pangan hewani, lalu Food Station kebutuhan pengelolaan makanan.
Hal senada juga diungkap anggota Banggar DPRD DKI Gembong Warsono yang meminta ketiga BUMD tersebut segera mempersiapkan program untuk memperkuat ketahanan pangan Jakarta.
BACA JUGA: Investasi Ini Tetap Cuan di Tengah Bayangan Resesi Ekonomi 2023
“Tolong dibuat skenario yang besar soal kedaulatan pangan. Buat konsep bersama-sama agar kedaulatan pangan DKI Jakarta bisa lebih kuat,” kata dia.
Menanggapi hal ini, Direktur Utama PD Dharma Jaya Raditya Endra Budiman menjelaskan pihaknya telah mengusulkan permohonan PMD sebesar Rp 50 miliar untuk mengantisipasi resesi.
Anggaran tersebut Rp 40 miliar untuk pembuatan cold storage dengan kapasitas 2 ribu ton dan Rp 10 miliar untuk membuat pabrik pengolahan.
“Kami sudah merencanakan untuk membangun konstruksi untuk menjaga ketahanan pangan,” tuturnya.
Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo mengungkapkan pihaknya sudah menyiapkan sejumlah antisipasi resesi.
Pihaknya dengan konsen menyetok beras dan menanam jagung untuk diolah menjadi makanan ternak ayam, sehingga dapat menghasilkan telur tanpa perlu mengeluarkan biaya pakan.
“Tahun depan, kami mulai melakukan budidaya tanam jagung karena ini menjadi bagian dari ekosistem ketahanan pangan,” ucap Pamrihadi. (mcr4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puan Berpidato Buka Masa Sidang di DPR RI, Soroti Masalah Pungli dan Resesi
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi