Indonesia Summit 2023, Secercah Harapan Hadapi Bayang-bayang Resesi

Rabu, 02 November 2022 – 18:48 WIB
PT Bank Danamon Indonesia Tbk bersama dengan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) dan MUFG Bank, Ltd. (MUFG Bank) menggelar acara economic outlook bertajuk The Indonesia Summit 2023. Foto dok Danamon

jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) bersama dengan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) dan MUFG Bank, Ltd. (MUFG Bank) menggelar The Indonesia Summit 2023.

Ajang ini merupakan salah satu event economic outlook yang paling serius membahas ancaman resesi 2023.

BACA JUGA: Danamon Gandeng Adira Finance dan MUFG Bank Gelar The Indonesia Summit 2023

Dalam proyeksi Bank Dunia, jika terjadi resesi, perekonomian global hanya akan tumbuh 2,8% pada 2022, kemudian merosot ke 0,5% pada 2023, dan baru mulai pulih ke 2% pada 2024.

Lalu siapkah Indonesia menghadapi ketidakpastian 2023?

BACA JUGA: 3 Rekomendasi Basic Skincare Untuk Pria dari dr Annisa, Silakan Dicoba

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto berada di level 39%, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara maju dan negara tetangga di kawasan.

Hal ini dasar kuat bahwa risiko gagal bayar di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan negara lain.

BACA JUGA: Jateng Pertahankan Kedudukan Badan Publik Informatif Sejak 2018, Ganjar: Transparan, Tidak Boleh Hoaks

Bahkan, pemerintah masih optimistis ekonomi Indonesia pada 2023 berada di level 5,3% dengan inflasi di level 3,6%.

Inflasi tahunan pada Oktober 2022 pada level 5,71% pun masih terkendali.

"Sebagai shock absorber, APBN akan diarahkan untuk menjaga tingkat daya beli, menjaga momentum pemulihan dengan pengurangan pengangguran dan angka kemiskinan, serta menjaga belanja prioritas," tutur Suahasil.

Indonesia termasuk salah satu negara yang mulus melewati krisis 2008. Salah satu hal penting yang dijaga pemerintah saat itu adalah konsumsi dalam negeri dengan menjaga daya beli masyarakat.

Pasalnya, APBN berperan penting dalam menjaga daya beli masyarakat.

Mantan Menteri Keuangan 2014-2016 Bambang Brodjonegoro mengakui Indonesia saat ini sebetulnya menghadapi dilema. Di sektor keuangan, semakin tinggi bunga, semakin sulit untuk menyalurkan kredit.

“Adapun di sektor riil lebih memikirkan nilai tukar rupiah yang melemah di mana sangat penting untuk menunjang aktivitas manufaktur,” sebut Bambang yang juga menjadi pembicara di Indonesia 2023 Summit.

Menurut Bambang, antisipasi ke depan adalah Indonesia perlu menjaga surplus di Neraca Transaksi Berjalan.

Pada kuartal II-223 neraca transaksi berjalan Indonesia surplus 1,1% dan diperkirakan berlanjut di kuartal III-2022.

“Tren ini yang harus dipertahankan untuk menjaga stabilitas nilai tukar,” sebutnya.

Dalam acara ini, Danamon bersama Adira Finance dan MUFG Bank menegaskan kembali komitmen grup dalam mendorong pertumbuhan ekosistem otomotif yang berkelanjutan di Indonesia.

Kazushige Nakajima, Executive officer, Country Head of Indonesia MUFG Bank, Ltd., Jakarta Branch mengatakan sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar dan tercepat di Asia, Indonesia merupakan bagian penting dari jaringan MUFG di Asia.

Pihaknya tetap optimistis dengan prospek pertumbuhan jangka panjang Indonesia yang didorong oleh faktor demografi, komitmen pemerintah terhadap investasi asing, dan pembangunan infrastruktur.

“Selain itu, untuk Grup MUFG, kami dimotivasi oleh visi keberlanjutan yang meyakini akan membuat perubahan yang berarti di masyarakat tempat kami beroperasi, dan dengan bantuan mitra strategis kami di Indonesia, saya sangat senang dengan dampak yang akan kami hasilkan dalam pembangunan negara ke depan,” terang Kazushige.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mari Dukung Percepatan Kemandirian Digital Indonesia dengan Analog Switch Off


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler