DPT Berantakan, Demokrat Salahkan Pemerintah

Rabu, 12 Desember 2018 – 02:38 WIB
Nama tak masuk DPT tetap bisa menggunakan hak pilihnya. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemenangan Pemilu (KPP) Partai Demokrat Andi Nurpati menyoroti karut marut daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilu 2019 yang sampai saat ini masih menyisakan permasalahan.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) diketahui akan kembali melakukan penetapan DPT hasil perbaikan tahap ketiga, Sabtu (15/12).

BACA JUGA: Demokrat Klaim SBY Sudah Selesaikan Masalah Honorer

"DPT dari pemilu ke pemilu belum pernah tuntas sampai sekarang. Saya kira yang paling penting perbaikannya di luar jadwal pemilu. Kewajiban itu ada di pemerintah," ujar Andi pada diskusi yang digelar Sekretariat Nasional Prabowo-Sandi di Menteng, Jakarta, Selasa (11/12).

Menurut mantan komisioner KPU ini, tanggung jawab perbaikan daftar penduduk ada di pemerintah, karena pada dasarnya penyelenggara pemilu baru bekerja menyusun DPT setahun jelang pelaksanaan pemungutan suara.

BACA JUGA: Ferdinand Demokrat Tuding PSI Bawa Misi Membenci Orde Baru

"Maka, pembenahan, perbaikan, pencatatan, pengevaluasian tentang validitas data penduduk ada di Kemdagri. Menjadi pertanyaan, sejauh mana Kemdagri melakukan tugas ini pascapemilu. Kenapa data masih amburadul," ucapnya.

Andi menilai, data paling valid adalah data pemilih hasil pilkada terakhir. Data tersebut kemudian disandingkan dengan data penduduk yang di-update setiap waktu.

BACA JUGA: Sepertinya Erick Mau Hapus Jasa SBY bagi Ekonomi Kreatif

"Mungkin tidak semua masyarakat terdata oleh petugas kependudukan dan pencatatan sipil (dukcapil). Di daerah terpencil, gunung-gunung, harus melewati laut, ini kan problem," ucapnya.

Andi juga menyoroti soal petugas pendataan penduduk di daerah. Menurutnya, Ketua RT tak jarang merangkap sebagai petugas pendataan. Bila petugas diberi honor misalnya Rp 1.000 tiap penduduk, terbuka kemungkinan data penduduk di mark up demi mendapatkan honor lebih.

"Jadi, tidak heran jika melihat ada pemilih ganda, mereka copy paste. Bisa juga mereka kasih data fiktif untuk mendapatkan Rp 1000. Ini yang harus dibenahi Kemdagri," ucapnya.

Diskusi publik Seknas Prabowo-Sandi pekan ini mengangkat tema 'Pilpres Jujur dan Adil, Ilusi atau Harapan?' Narasumber yang hadir selain Andi Nurpati masing-masing peneliti LIPI Siti Zuhro, Wakil Direktur Data dan Info BPN Prabowo-Sandi, Nur Iman Santoso, Sekjen KIPP Kaka Suminta dan Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Tolak Kartu Nikah


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler