jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai proses pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno dipenuhi sandiwara untuk mengulur-ulur waktu. Termasuk proses uji kelayakan dan kepatutan yang digelar Gerindra.
"Fit and proper test itu akal-akalan saja," kata Pangi dalam diskusi di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/2).
BACA JUGA: Anies Butuh Wakil Gubernur yang Berpengalaman di Birokrasi
Menurutnya, proses seleksi juga terlalu mengada-ada. Salah satu yang disorotinya adalah kunjungan ketiga kandidat dari PKS ke fraksi-fraksi yang ada di DPRD. Tujuannya, sebatas memastikan kandidat tersebut memiliki hubungan baik.
Menurut Pangi, langkah itu meruapakan hal yang memalukan karena semakin mengulur-ulur waktu. "Saya pikir agak memalukan. Wagub punya hubungan baik dengan DPRD apa tidak? Betapa banyak alasan," tegasnya.
BACA JUGA: Sosialisasi OJK Disusupi Kampanye Pilpres, Gerindra Geram
Proses seleksi, sambungnya, harus lebih efektif. Setidaknya hanya butuh dua syarat, pertama tidak pernah korupsi dan kedua memiliki chemistry supaya tidak ada matahari kembar.
“Kalau bisa, wagub bisa menyelesaikan masalah dengan detail," tutup Pangi.
BACA JUGA: Gerindra Persoalkan Penggunaan Utang Luar Negeri untuk Gaji Pegawai
Seharusnya, lanjut Pangi, permasalahan wagub ini bisa tidak berlarut-larut bila kedua partai pengusung Anies-Sandi lebih intens dalam melakukan pertemuan.
Sedianya, malam ini tim panelis fit and proper test cawagub DKI akan mengumumkan dua nama kandidat cawagub dari PKS yang nantinya akan berikan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (jpc)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra: Pernyataan Jokowi Tak Sekadar Blunder tapi Bunuh Diri
Redaktur & Reporter : Adil