jpnn.com, PALEMBANG - Keributan sejumlah para sopir taksi bandara dengan driver taksi online (taksol) kembali terjadi, Jumat (2/2).
Bahkan kali ini saling serang dan merusak mobil. Untuk membubarkan massa dan meredakan ketegangan, polisi terpaksa beberapa kali melepaskan tembakan ke udara.
BACA JUGA: Polda Sumsel Sita 1,62 Kg Sabu-sabu Selama Januari
Ceritanya, sekitar pukul 09.30 WIB, Rian (30), warga Jl Candi Welan, Kecamatan Bukit Kecil mengantar penumpang ke Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II. Setelah itu, dia bermaksud keluar areal bandara dengan mematikan aplikasi agar tidak menerima orderan.
Di dekat terminal kedatangan, dia melihat ada dua driver online yang dikenalnya. “Saya pikir mereka berdua mau jemput penumpang. Lalu saya peringatkan agar tidak melakukan itu, sesuai kesepakatan bersama dengan sopir taksi bandara beberapa waktu lalu,” tutur Rian di Mapolsek Sukarami.
BACA JUGA: Pembangunan 7 Stasiun LRT Palembang Masih Terkendala Lahan
Rupanya, aktivitas ketua Driver Gocar Community (DGC) ini membuat beberapa sopir taksi bandara salah paham. Dikira mereka, Rian mau mengambil penumpang. Mereka langsung mengetok kaca di samping kemudi. Begitu Rian hendak menurunkan kaca, ada yang menerjang bodi mobil Avanza putih BG 1527 UI miliknya.
Beberapa sopir lain terprovokasi dan ikut-ikutan melakukan perusakan. Akibatnya, bodi kanan kempot, begitu juga bumper kanan belakang. “Saya memilih diam saja dalam mobil sambil mengabari rekan-rekan saya. Kemudian, ada sopir yang melerai dan menyuruh saya keluar dari areal bandara,” katanya.
BACA JUGA: Besok, Polisi Panggil Seluruh Pimpinan Ormas
Rian rupanya langsung melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Sukarami. “Secara pribadi saya kecewa. Kan sudah ada perjanjian untuk tidak melakukan penyerangan. Seharusnya saya ditanyai dulu, jangan langsung main hakim sendiri. Lihat dulu di handphone (hp) saya, apakah ada order atau tidak,” cetusnya.
Dia menegaskan, sama sekali tidak berusaha mengangkut penumpang dari Bandara SMB II pada saat kejadian. “Jangan mentang-mentang mobil saya ditempeli stiker paguyuban malah seenaknya diserang,” tandasnya.
Informasi adanya perusakan taksol dengan cepat menyebar di kalangan komunitas driver online. Dalam waktu singkat, ratusan driver taksol bergerak menuju bandara. Namun, mereka tidak boleh masuk sehingga terpaksa memarkirkan kendaraan di sepanjang jalan akses. Mulai dari depan kantor Basarnas hingga pintu masuk bandara.
Awalnya, aksi protes spontan para driver berlangsung damai. Namun, akhirnya terprovokasi. Mulai dari menyoraki taksi bandara yang melintas hingga terlibat dorong-dorongan dengan petugas. Sekitar pukul 13.00 WIB, terjadi perusakan terhadap taksi bandara BG 1763 IN yang dikendarai Budi (42), warga Jl Kebun Bunga, Sukarami.
Waktu itu, dia hendak keluar dari pintu bandara membawa pasangan suami istri Marji (59) dan Minarsih (56), yang baru pulang dari Jogjakarta dan minta dianter ke Perumahan Sukaasri. Ulah sekelompok driver menyebabkan kaca depan, spion dan lampu besar sebelah kanan mobilnya retak.
Beruntung aksi anarkis tersebut mereda setelah anggota Polsek Sukarami dan Polresta Palembang mengeluarkan beberapa kali tembakan peringatan. Budi yang tak terima mobilnya dirusak kemudian melapor ke Mapolsek Sukarami.
“Saya tidak tahu masalahnya apa. Tiba-tiba mobil diserang. Mereka tidak menggunakan alat, hanya tangan kosong,” ujar Budi. Pria yang jadi sopir taksi bandara sejak 1994 menegaskan dirinya tidak terlibat dalam aksi perusakan terhadap taksol.
“Saya tahu ada kejadian itu, tapi sama sekali tidak terlibat. Salah saya apa sampai mobil dirusak begini,” keluhnya. Dia berharap masalah itu bisa selesai dan tak ada lagi gesekan sehingga bisa mencari uang dengan aman dan nyaman.
Ketua Asosiasi Driver Online (ADO) Sumsel, Yoyon Septrianto SH, menegaskan, pihaknya sangat menyesalkan kejadian tersebut. Baik aksi perusakan yang dilakukan sejumlah oknum sopir taksi bandara maupun yang dilakukan driver taksol.
“Kejadian itu sebenarnya tidak perlu terulang lagi. Kami telah membuat kesepakatan bersama asosiasi sopir taksi bandara. Hanya saja, ini masalah miskomunikasi,” imbuhnya. Dia memastikan, aksi para driver taksol di bandara tidak ada yang menginstruksikan.
“Itu spontan, murni solidaritas para pengemudi setelah mendengar ada rekan mereka yang kendaraannya dirusak,” ucapnya. Sedangkan aksi perusakan yang terjadi merupakan bentuk provokasi dari sejumlah oknum.
“Ditambah lagi para driver kesal sehingga aksi perusakan itu tak terhindarkan. Tapi itu tidak ada yang menginstruksikan mereka sama sekali,” cetusnya. Yoyon menambahkan, pihaknya akan segera melakukan mediasi dengan para sopir taksi bandara dan pengelola bandara agar persoalan yang terjadi saat ini tidak melebar.
“Kami sudah diskusi dengan pihak kepolisian. Nantinya kemungkinan akan ada mediasi dengan pihak bandara agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi ke depannya,” pungkas dia.
Kapolsek Sukarami Kompol Rivanda, mengatakan, pihaknya sudah menerima dua laporan dari sopir. Mobil keduanya dirusak massa. “Anggota sudah memeriksa tujuh saksi dari kejadian tersebut,” katanya.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan pengelola Bandara SMB II untuk mendapatkan rekaman CCTV yang mungkin merekam keributan tersebut dan perusakan mobil kedua sopir.
Menurut Rivanda, pihaknya sudah sering mengimbau agar para driver online bergabung dalam kelompok. Mungkin ada beberapa yang belum sehingga bergerak perseorangan dan tidak tahu aturan dilarang mengambil penumpang di bandara.
“Itu tadi yang menjadi miskomunikasi sehingga menyebabkan orang lain menjadi korban,” tuturnya. Tentang beberapa laporan penganiayaan dan perusakan taksi yang pernah dilaporkan sebelumnya, Rivanda mengungkapkan kesulitan mencari saksi.
Tanpa saksi yang melihat betul kejadian, sulit untuk mengungkap dan menangkap pelakunya. “Ditambah lagi gambar rekaman CCTV yang blur, jadi agak sulit mengenali para pelaku,” bebernya.(kos/qiw/wly/ce1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Permenhub 108/2017 Bukan Solusi Atasi Kisruh Angkutan Online
Redaktur : Tim Redaksi