jpnn.com - JPNN.Com - Dua unit early warning system (EWS) tsunami di pesisir Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tak berfungsi lagi. Sebab, dua alat itu rusak.
Kerusakan baru diketahui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo saat melakukan perawatan dan pengecekan fungsi unit, Senin (26/12). Mulanya, BPBD Kulonprogo melakukan pengecekan terhadap tujuh unit EWS milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
BACA JUGA: Gempa 8,9 SR, Tsunami Guncang Jepang
Ketujuh EWS itu antara lain dipasang di Balai Desa Banaran, Garongan, Karangwuni, Glagah, Sindutan dan Pasir Mendit. Sedangkan satu unit EWS milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dipasang dekat pos retribusi Pantai Glagah.
Dalam pengecekan tersebut, petugas melakukan uji coba sirine EWS secara baik manual ataupun dari Pusat Kendali Operasi (Pusdalops) BPBD Kulonprogo. Ternyata dua dari tujuh EWS tak berfungsi sebagaimana mestinya.
BACA JUGA: USGS Ralat Kekuatan Gempa Menjadi 7
“EWS yang mengalami kerusakan di Bugel dan Banaran. Unit tidak berfungsi dan tidak mengeluarkan suara peringatan,” kata Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kulonprogo Sunardi.
EWS tsunami di Banaran tidak berfungsi karena kabel transmisi suaranya terputus. Karenanya alat itu tak bisa mengeluarkan bunyi peringatan bahaya.
BACA JUGA: BRR Aceh Berubah Jadi BKRR
Namun kerusakan itu langsung diperbaiki. Sementara EWS di Bugel mengalami kerusakan pada bagian solar cell atau panel konversi cahaya.
“Instrumen ini sangat penting untuk menyerap panas matahari sebagai sumber daya utama unit EWS tersebut. Karena mahal dan rumit, tim tidak bisa langsung memperbaiki solar cell tersebut,” kata Sunardi.
Bisa jadi, kerusakan pada unit-unit EWS tsunami itu akibat korosi angin laut yang mengandung garam. Akibatnya, EWS menjadi cepat berkarat dan berjamur. “Perawatannya melalui penganggaran BPBD,” ujar Sunardi.(tom/iwa/mar/jpg/ara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni