jpnn.com - GORONTALO - Upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke 69 tingkat Provinsi Gorontalo di halaman rumah dinas Gubernur Gorontalo diwarnai dengan insiden pengibaran bendera setengah tiang.
Bukan untuk suasana berduka, tapi hal ini karena Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) tidak berhasil mengibarkan merah putih hingga ke puncak tiang bendera. Kontan, upacara sakral peringatan Kemerdekaan RI itu menjadi tegang.
BACA JUGA: Bendera Naik Setengah Tiang, Paskibra Hampir Pingsan
Awalnya, pelaksanaan upacara dengan inspektur Gubernur Gorontalo Rusli Habibie itu berjalan lancar. Usai pembacaan teks Proklamasi oleh Ketua DPRD Rustam Akili dan doa oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Gorontalo Muhajirin Yanis, pasukan pengibar bendera memasuki lapangan upacara.
Dengan langkah tegap, Pricilia Laura Anastasya Pala, siswi SMA Negeri 3 Gorontalo menjemput bendera merah putih dari Gubernur Gorontalo Rusli Habibie untuk dikibarkan. Paskibraka lalu menuju tiang bendera. Pembentangan bendera juga lancar, lagu Indonesia Raya pun mengiringi pengibaran bendera. Sayang, saat akan mencapai puncak, tiba-tiba bendera berhenti.
BACA JUGA: Desak Segera Tuntaskan Aturan Turunan UU Pemerintahan Aceh
Hal ini terjadia hingga lagu Indonesia raya usai. Mata seluruh peserta upacara dan undangan yang hadir langsung tertuju pada bendara yang tidak mencapai puncak itu. Tiga siswa yang menjadi anggota pengibar bendera masing-masing, Sigit Pranata Anani, Rifaldi Nugraha Abdullah dan Prayoga Setya terlihat turus berusaha menaikkan bendera kendati lagu Indonesia Raya telah berhenti mengiringi.
Merasa tak lagi bisa mengibarkan hingga ke puncak, Paskibraka lalu memutuskan untuk menurunkan bendera merah putih. Suasana itu cukup menyedot perhatian. Pasukan pengibar lalu melipat kembali bendera. Tak lama, Dandim 1304 Gorontalo Letkol Inf Blasius Popilus langsung mendekati pasukan pengibar bendera. Mereka lalu kembali mengibarkan bendera merah putih.
BACA JUGA: Festival Danau Toba 2014 Dianggarkan Rp 7 Miliar
Pengibaran bendera kali kedua ini, yang tidak lagi diiringi lagu Indonesia Raya, pun tak lagi ada penghormatan bendera. Perlahan Paskibraka mulai menaikkan bendera. Tapi, saat bendera berada di tengah, lagi-lagi terhenti. Bendera tidak bisa ditarik hingga ke puncak.
Dengan posisi setengah tiang seperti itu, Paskibraka lalu kembali memutuskan menghentikan pengibaran. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar tali tidak putus dan bendera jatuh ke tanah. Upacara pun usai dengan posisi bendera tetap setengah tiang.
Dandim 1304 Gorontalo Blasius Popilus yang juga koorindotor Paskibraka menyatakan, insiden ini terjadi di luar perkiraan. Dimana, tali bendera yang ditarik anggota Paskibraka keluar dari rel katrol, sehingga menyulitkan bagi Paskibraka untuk mengibarkan bendera hingga ke puncak.
Blasius menegaskan, Paskibraka telah melakukan tugas sesuai dengan prosedur. Ia menyebut bila insiden 'tali bendera' itu terjadi karena faktor alam, dimana dalam beberapa hari terakhir hujan melanda Gorontalo termasuk kawasan rumah dinas yang menjadi tempat upacara.
"Tadi juga anginya sangat kencang, sehingga saat ditarik talinya keluar rel di katrol," terang Blaius. Sebagai koordinator, ia menyatakan bertanggung jawab dengan insiden itu. Sementara itu Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menganggap kejadian tersebut adalah sebuah insiden.
"Tidak ada yang perlu disalahkan. Saya yakin tidak ada satu pun yang ingin hal itu tejadi. Saya juga percaya mereka sudah berlatih dengan keras," ujar Gubernur usai upacara.
Di tempat terpisah tiga anggota Paskibra yang bertugas menaikan bendera kemarin yakni Sigit Pranata Anani siswa SMAN 1 Gorontalo sebagai pengerak bendera, Prayuga Setya siswa SMAN 1 Tolangohula sebagai pembentang bendera dan Rifaldi Nugraha Abdullah SMAN 1 Limboto sebagai komandan kelompok 8, awalnya sempat kebingungan dengan kondisi tersebut.
Namun karena tidak ingin mengambil resiko, sehingga Sigit Pranata sebagai pengerak meminta rekan lainnya untuk menurunkan kembali bendera tersebut. “Saya sudah menarik tali itu sudah sangat kuat, tetapi tidak mau bergerak. Karena tidak ingin tali itu putus, sehingga kita menurunkan kembali bendera. Tetapi sesuai instruksi pak Dandim untuk menaikkan kembali. Kami pun kembali menaikkan bendera tersebut. Lagi-lagi ditempat yang sama talinya tidak bisa kami tarik dan kami biarkan seperti itu,” tutur Sigit Pranata Anani.
Para anggota Paskibraka pun terlihat menangis karena gagal mengibarkan bendera hingga ke puncak tiang. (tro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rugikan Negara Rp 1,8 Miliar, 5 Pejabat Disdik Tersangka
Redaktur : Tim Redaksi