Pasangan sesama jenis yang tinggal di Brisbane dan Melbourne kini bisa mengakses layanan konsultasi hubungan antar pasangan yang sebelumnya tertutup atau sering kali menolak melayani mereka.Layanan yang diberi nama Rainbow Couple CARE ini merupakan bagian dari program baru yang dikembangkan oleh Universitas Queensland dan Universitas Latrobe. Layanan ini tersedia gratis bagi pasangan sesame jenis yang tinggal di Brisbane dan Melbourne dan meliputi berbagai topik mulai dari cara meningkatkan kualitas komunikasi dengan pasangan hingga tips memiliki kehidupan seksual yang memuaskan. Profesor di Fakultas Psikologi, Universitas Queensland, Kim Halford mengatakan mayoritas pedoman atau bimbingan membina hubungan ditawarkan oleh organisasi keagamaan yang sering kali ‘mengabaikan atau bahkan menolak’ pasangan sesama jenis. "Disamping kebutuhan pengakuan hukum atas perkawinan mereka, pasangan sesama jenis juga membutuhkan akses konsultasi untuk meningkatkan kualitas hubungan mereka,” kata Professor Halford. Program Rainbow Couple CARE diadaptasi dari program Couple CARE yang ditujukan untuk pasangan heteroseksual untuk mengatasi masalah spesifik yang kerap dihadapi pasangan sesame jenis. "Program ini sejauh ini berhasil membantu pasangan sesame jenis untuk memperkuat hubungannya,” Professor Halford. "Kami menyelidiki harapan dari hubungan mereka, meningkatkan komunikasi, mempromosikan dukungan yang menyenangkan dan setara dan memiliki kehidupan seksual yang memuaskan.” Dia mengatakan program Couple CARE dan Rainbow Couple CARE saling berbagi strategi untuk membangun hubungan yang sehat, namun ada tantangan yang jelas berbeda yang kerap dihadapi pasangan gay. "Ironisnya, pasangan sesame jenis sering kali harus berhadapan dengan homophobia, tapi didalam program kami ini, kita mempelajari pengalaman-pengalaman mereka terkait dengan isu itu dan bagaimana pasangan dapat saling memberikan dukungan satu sama lain untuk mempertahankan identitas gaymereka secara positif,” Menanggapi hadirnya layanan konsultasi pasangan sesama jenis ini, sejumlah institusi keagamaan mengaku layanan bimbingan pasangan mereka juga membuka diri bagi pasangan sesama jenis. Lembaga Katolik Centacare misalnya mengaku menawarkan layanan mereka kepada seluruh lapisan masyarakat "tanpa memandang agama, keadaan, etnis, situasi ekonomi, usia, jenis kelamin atau kemampuan", demikian keterangan yang tertulis disitus mereka. Juru bicara Centacare, Karyn Kelly, mengatakan layanan konseling mereka tidak mengabaikan pasangan sesama jenis. "Kami memang tidak memiliki program yang eksklusif untuk pasangan sesama jenis saja, tapi mereka menjadi bagian dari program pembinaan hubungan biasa yang kami tawarkan," katanya. Meski demikian tidak dipungkiri hingga kini ketegangan antara sejumlah gereja dan kelompok pasangan sesama jenis masih tetap ada. Dimana element konservatif dari Gereja Anglican Australia berkeinginan agar pemerintah menerbitkan UU yang membolehkan gereja bersikap diskriminatif untuk menolak pasangan sesama jenis di gereja mereka. Peneliti dari Universitas La Trobe, Timothy Jones menulis untuk The Conversation pada Juni lalu kalau kelompok warga LGBTI telah didiskriminasikan dalam serangkaian layanan sosial, termasuk diantaranya dari sejumlah sekolah agama.
BACA JUGA: Aktivis Anti Aborsi AS Nekat Masuk ke Australia Meski Visa Dibatalkan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekonomi Merosot, Jumlah Turis China ke Australia Justru Meningkat