Dua Kota Terendam, 20 Ribu Warga Hilang

Senin, 14 Maret 2011 – 05:35 WIB
Foto : AP

BANJIR lumpur dan puing-puing memenuhi wilayah sepanjang pantai timur laut Jepang setelah gempa dan tsunami menerjang pada Jumat siang lalu (11/3)Di kawasan itu, sejumlah kota dan desa berlokasi

BACA JUGA: Oposisi Kalah di Brega



Tetapi, beberapa di antaranya tenggelam akibat terendam lumpur tsunami
Dua kota pantai, misalnya, rusak sangat parah akibat terendam lumpur

BACA JUGA: Jutaan Ikan Mati di Marina California

Yakni, Minamisanriku dan Kesennuma, Perfektur Miyagi,
Dua kota tersebut menjadi simbol kehancuran akibat gempa dan tsunami

BACA JUGA: Israel Setujui Bangun Perumahan Yahudi

Sekitar 20 ribu warga dua kota itu dilaporkan hilangHanya beberapa bangunan di dua kota itu yang masih berdiri tegakSebagian besar lainnya sudah rata oleh tsunami.
 
Sebelum terjadi bencana, Minamisanriku dikenal sebagai kota pelabuhan ikanTetapi, hingga kemarin (13/3) sekitar 10 ribu di antara 17 ribu warganya belum diketahui keberadaannyaKota tersebut justru terendam lautan Lumpur.

Nasib yang sama terjadi pada Kota Kesennuma, sekitar 42 km di utara MinamisanrikuJumlah yang sama warga di kota tersebut dilaporkan telah hilangSaat ini Kesennuma terkubur endapan lumpur dan puing-puing yang tersapu oleh tsunami setinggi 10 meter.

Dua kota pelabuhan tersebut terletak di kawasan pantai padat penduduk atau sekitar 210 km timur laut TokyoGambar-gambar tentang Minamisanriku dan Kesennuma, yang diambil sebelum terjadi gempa dan tsunami, memperlihatkan suasana sibuk dan ramai di kawasan pelabuhanPara nelayan membongkar hasil tangkapan setiap hari

Di pantai yang berpasir, para orang tua bersantai saat akhir pekanAnak-anak riang bermain air laut Samudera PasifikDi daratan (wilayah kota), gedung-gedung dan bangunan modern menjulangBerbagai pusat perbelanjaan, pabrik, dan rumah memenuhi dua kota tersebut.
 
Kini, nyaris tidak ada yang tersisa dari dua kota ituRatusan bangunan terkubur lumpur tebalSatu-satunya rumah sakit pemerintah di Minamisanriku terkepung tumpukan limbah dan puing-puing.
 
Tayangan televisi dari helikopter memperlihatkan gambar sekitar 200 warga yang selamatDengan ekspresi panik,  mereka berupaya menyelamatkan diri dengan menaiki atap gedung rumah sakitSedikitnya, tujuh pasien meninggal saat upaya penyelamatanYang selamat harus bertahan tanpa air dan makanan.

"Kami memiliki sekitar 20 pasien yang harus dilarikan ke rumah sakit lain," ujar Mitsuya Sakuma, pejabat rumah sakit itu, kepada stasiun TV nasional Jepang, NHK, seperti dikutip The Sunday Telegraph, kemarin"Kami harap mereka segera dievakuasi," lanjutnya.

Kabar buruk Minamisanriku pertama kali muncul Sabtu pagi lalu (12/3)Saat itu, dewan kota tersebut menyatakan bahwa sekitar 10 ribu warganya belum jelas nasibnyaHanya 7.500 orang yang dikonfirmasi telah dievakuasi ke 25 shelter di sejumlah lokasi.

Di tempat bermain sebuah sekolah di kota tersebut, tertulis huruf ukuran besar SOS (Save Our Soul atau Selamatkan Nyawa Kami) yang dibuat dengan tali putihHutuf-huruf itu agaknya sengaja  dibuat untuk menarik perhatian helikopter penyelamat

Judith Kawaguchi, reporter lokal stasiun televisi NHK, menceritakan kehancuran di Minamisanriku lewat Twitter"?Sepuluh ribu orang hilangBenar-benar mengerikanSeluruh kota musnahJalan raya hancurHanya lumpur yang tersisa," tulisnya.

Di Kesennuma, api berkobar di mana-manaSaksi mata menuturkan, api muncul di kota berpenduduk 74 ribu jiwa itu setelah tsunami menghantam sebuah tanker minyak di pelabuhanSelanjutnya, kobaran api merambat ke daratan sepanjang sungai menuju pusat kota.

Kantor berita lokal melaporkan bahwa sepertiga kota tersebut telah tenggelam oleh lumpurKobaran api terus membesar hingga membakar puing-puingStasiun televisi pemerintah menyiarkan imbauan agar warga di wilayah sekitarnya segera dievakuasi karena kobaran api terus menjalar.

Di Kota Mito, kawasan sama, antrean terjadi di luar sebuah supermarket yang rusakRatusan orang menunggu pasokan obat-obatan, air bersih, dan aneka kebutuhan lainTetapi, rak-rak di supermarket itu kosong"Semua toko tutupIni satu-satunya yang masih bukaSaya sebetulnya ingin membeli popok, air minum, dan makananTetapi, tidak ada yang tersisa," tutur Kunio Iwatsuki, 68.

Desa Rikuzentakata, Prefektur Iwate di wilayah utara Jepang, juga rataWarga yang selamat terpaksa mengais-ais barang-barang mereka yang tersisaAda pula yang memanjat pohon dan memperbaiki mobil yang terbalik karena tsunami untuk tempat berteduh.

Tsunami juga menyapu sebagian besar Wataricho, kota berpenduduk 35 ribu jiwa di selatan Sendai dan berada di mulut Sungai AbukumaDi Twitter seorang koresponden menulis bahwa dirinya terjebak di lantai atas rumahnya

"Tsunami baru saja menghantamSaat itu, saya hendak mengambil gambar dari lantai dua," tulisnya"Banjir dan tsunami terus memenuhi rumahTolong, selamatkan saya," lanjutnyaDia tiga kali mengirim pesan dalam lima jam untuk meminta bantuan agar diselamatkanTetapi, nasibnya tetap tak jelas hingga kemarin.

Warga Kota Kamaishi, Prefektur Iwate, sedikit beruntungSirine terdengar sebelum tsunami datang sehingga mereka bisa menyelamatkan diri dan lolos dari horor.

Di Kota Sendai, Prefektur Miyagi, yang menjadi lokasi terdekat dari titik pusat gempa, banyak mobil dan kapal terseret tsunamiKereta terguling dan jalan tergenangKota itu gelap gulita di malam hari karena jaringan listrik terputusSekitar 50 orang bertahan dan berlindung di lobi sebuah rumah sakit.

Badan Kepolisian Nasional (NPA) menyebutkan bahwa mereka menemukan dan mulai mengangkat lebih dari 200 mayat di Kota Higashimatsushima, Perfektur Miyagi, timur laut Jepang, kemarinKoran Sankei Shimbun menambahkan, ratusan warga kota itu di Distrik Nobiru juga belum diketahui nasibnya.

Kemarin pagi, NPA mengumumkan bahwa korban tewas akibat gempa dan tsunami mencapai 688 orang dan 642 lainnya hilangSelain itu, 1.570 luka-lukaAngka tersebut belum jenazah yang ditemukan di Kota Sendai dan HigashimatsushimaTotal korban jiwa telah mendekati 2 ribu jiwaDi kawasan pantai Pulau Honshu, 12.250 rumah dan bangunan lain hancur atau rusak.

Di tengah kengerian tsunami, masih ada korban yang selamatSeorang perempuan tua dan suaminya selamat di Kota Kesennuma, Prefektur Miyagi"Saya berupaya menyelamatkan diri bersama suamiAir laut yang muncul tiba-tiba memaksa kami naik ke lantai dua rumah orang lain," tuturnya kepada NHK"Air laut ternyata masuk ke lantai duaSi pemilik rumah dan putrinya terseretKami tak bisa berbuat apa-apa," tambahnya.

Seorang pria lain terseret sejauh 15 kmTetapi, dia berhasil selamat setelah berpegangan pada puing-puing di dekatnya.

Sebuah kapal perusak Pasukan Bela Diri Maritim Jepang menyelamatkan Hiromitsu Shinkawa, 60, kemarin setelah menemukan dia terapung di atas potongan atap rumah di perairan lepas pantai Prefektur FukushimaPenyelamatan itu terjadi dua hari setelah tsunami menerjang pada Jumat lalu.

Pria yang berasal dari Kota Minamisoma, Miyagi, itu tersapu bersama rumahnyaDia ditemukan dalam kondisi sadar dan sehat sekitar pukul 12.40 waktu setempat (pukul 10.40 WIB)Dia dilarikan ke rumah sakit dengan helicopter untuk mendapat perawatan.

"Saya lari setelah mendengar tsunami datang," tutur Shinkawa kepada Jiji Press"Tetapi, kemudian saya balik ke rumah untuk mengambil sesuatuSaya pun terseretSaya selamat setelah bergantung pada atap rumah saya," lanjutnya(AFP/Rtr/AP/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Tewas Bencana Jepang Bisa jadi 10.000 Lebih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler