Dua Pekan, 39 Kebakaran Hutan di Kota Minyak

Minggu, 19 Oktober 2014 – 14:58 WIB

jpnn.com - BALIKPAPAN - Pantas saja Kota Minyak belakangan ini terus diselimuti kabut asap. Pasalnya, selama Oktober ini sudah terjadi 39 kebakaran hutan yang terjadi di berbagai kawasan. Setidaknya terdapat 50 hektare lahan dilalap api.

Meminjam data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan menyebutkan, kebakaran hutan atau lahan di Kota Minyak dari Januari hingga Oktober jumlahnya fluktuatif. Pada Januari kebakaran hutan tercatat nihil. Sedangkan sebulan kemudian terdapat lima lokasi kebakaran hutan.

BACA JUGA: Lahan Terbakar di Sumsel Meluas, Capai 10 Ribu Hektare

Pada bulan berikutnya kebakaran lahan rata-rata hanya sekali. Namun meningkat pada September sebanyak lima titik kebakaran. Lonjakan drastis terjadi pada bulan ini. Di mana hingga 16 Oktober atau selama dua pekan ini sudah tercatat sebanyak 39 kebakaran di berbagai lokasi.

Kebakaran ini diduga akibat dari Kota Minyak yang mengalami kekeringan. Secara keseluruhan mulai Januari hingga 16 Oktober 2014, jumlah kebakaran lahan/hutan di Balikpapan sebanyak 56 kejadian.

BACA JUGA: Baru Enam Kabupaten Ajukan Usul UMK

Sedangkan jumlah kebakaran yang terjadi di permukiman penduduk mulai Januari hingga 16 Oktober 2014 sebanyak 34 lokasi. Kepala BPBD Balikpapan, Abdul Aziz mengatakan, melonjaknya jumlah tersebut tak lepas dari musim kemarau yang melanda Kaltim selama dua bulan terakhir. Sedikitnya 50 hektare lahan terbakar selama periode puncak kebakaran lahan tersebut.

"Rumput dan lahan tidur tak diguyur hujan jelas mengering," ucapnya, seperti dilansir Kaltim Post (JPNN Grup), Minggu (19/10).

BACA JUGA: Motor Kecelakaan, Bayi Terjepit di Antara Roda dan Garpu Belakang

Kondisi itu yang membuat kebakaran lahan semakin menjadi-jadi. Dia mengatakan, pembukaan lahan oleh masyarakat menempati urutan pertama penyebab kebakaran. Masyarakat yang membuka lahan dengan sengaja membakar rumput, bukan dibuang ke tempat pembuangan sampah. “Namanya sedang musim kemarau, rumput sekitar tempat membakar lahan pasti cepat ikut terbakar,” ungkapnya.

Saat masyarakat yang sudah tak sanggup menanggulangi api, akhirnya memanggil pemadam. Baru saat ditanya siapa yang melakukan pembakaran, tidak ada yang mengaku. “Selain itu, adanya api kecil setelah membakar lahan yang belum padam juga jadi penyebab kebakaran,” jelasnya.

Hal ini, kata dia, biasanya saat api sudah dikira padam, padahal masih ada api kecil di bawah api yang sudah padam. “Nah, hal itu yang membuat kebakaran di satu lokasi bisa terjadi beberapa kali,” ucapnya.

Dia mencontohkan seperti kebakaran yang terjadi di Jalan Manuntung, RT 3, Kariangau Rabu, (15/10) lalu. Esok harinya, kebakaran terjadi di lahan yang sama.

Ironisnya, dari 39 kebakaran selama Oktober, hanya satu kejadian yang pelakunya diamankan. “Semoga saja dengan diamankannya pelaku, masyarakat menjadi jera melakukan pembakaran lahan,” pungkasnya.

Sebelumnya juga, Aziz mengatakan, rata-rata kebakaran lahan bisa terjadi lima kali dalam sehari. Oleh karena itu, personelnya mesti siap bertugas selama 24 jam. (*/fch/rom/k14)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dukun Palsu Kuras Uang Pasien Setengah Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler