jpnn.com - Yaman terancam tak punya rumah sakit dalam waktu dekat. Pasalnya, saat ini mereka hanya punya persediaan bahan bakar untuk tiga pekan saja.
Blokade Saudi terhadap negara tentangganya itu membuat bantuan asing tak bisa masuk Yaman. Termasuk di antaranya kiriman bahan bakar minyak.
BACA JUGA: Kesabaran Habis, Presiden Lebanon Sebut Saudi Pelanggar HAM
Pada Rabu (16/11), juru bicara PBB Farhan Haq menekankan bahwa bahan bakar sangat penting bagi rumah sakit untuk menghasilkan listrik sekaligus memompa dan memurnikan air.
Dia menambahkan bahwa stok vaksin difteri juga akan habis dalam waktu dua minggu kecuali pengiriman bantuan dilanjutkan.
BACA JUGA: Yusril Optimistis PBB jadi Peserta Pemilu 2019
Pada hari Selasa, juru bicara PBB Stephane Dujarric menekankan bahwa tujuh juta orang sudah berada di ambang kelaparan, dan blokade hanya akan membawa kondisi mereka semakin buruk.
Sementara itu, Kementerian Hak Asasi Manusia Yaman telah mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengecam PBB karena ketidakmampuannya menekan Riyadh untuk mengakhiri blokade tersebut.
BACA JUGA: Makin Panas, Lebanon Terancam Di-Qatar-kan Saudi Cs
Yaman juga menilai bahwa kelambanan PBB memberikan lampu hijau bagi Saudi untuk melanjutkan serangan terhadap Yaman dan melanggar hukum internasional.
Awal bulan ini, Arab Saudi mengumumkan bahwa pihaknya telah menutup perbatasan udara, laut, dan darat Yaman. Kebijakan ini merupakan respons atas serangan rudal pemberontak Houti ke bandara Saudi.
Lebih dari 12.000 orang terbunuh sejak awal kampanye lebih dari dua setengah tahun yang lalu. Sebagian besar infrastruktur negara tersebut, termasuk rumah sakit, sekolah dan pabrik, telah berkurang menjadi puing akibat perang.
2.100 orang lainnya meninggal karena kolera sejak April karena rumah sakit berjuang untuk mendapatkan pasokan dasar di seluruh negeri. (mel/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Titipkan Palestina kepada Sekjen PBB
Redaktur & Reporter : Adil