Dua Pertiga Jurnalis Perempuan Alami Pelecehan

Selasa, 03 Desember 2013 – 14:57 WIB

jpnn.com - NEWYORK--Lembaga International News Safety Institute (INSI) dan International Women's Media Foundation menemukan lebih dari dua pertiga pekerja media perempuan pernah mengalami kekerasan dan pelecehan saat bekerja. Demikian hasil survei terbaru atas para pekerja perempuan yang merintis karir sebagai jurnalis di media.

Menurut survei tersebut, separuh dari pekerja media perempuan yang disurvei pernah mengalami pelecehan seksual di tempat kerja atau di lapangan.  

BACA JUGA: Kedubes Rilis Lokasi Berbahaya Bagi WNI di Bangkok

"Penelitian ini diadakan antara lain karena menyikapi serangan terhadap jurnalis berkebangsaan Amerika, Lara Logan, di Tahrir Square, Kairo, Mesir, di tengah gejolak Arab Spring pada tahun 2011," ujar Direktur INSI, Hannah Storm, seperti dilansir abc (3/12).

Serangan tersebut menyulut perdebatan perihal keselamatan koresponden asing perempuan serta peserta aksi perempuan di kota tersebut.  

BACA JUGA: Listrik Disabotase, Venezuela Gelap Gulita

"Hampir dua pertiga dari jumlah jurnalis perempuan telah mengalami kekerasan dan pelecehan, dan itu angka yang cukup mengejutkan," jelas Storm.

Namun, di sisi lain, angka tersebut menyingkap apa yang telah diketahui sejak lama. Yang termasuk dalam pelecehan adalah intimidasi verbal atau fisik dan ancaman. Hampir 46 persen responden pernah mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Sebanyak 13 persen mengaku pernah mengalami kekerasan seksual.

BACA JUGA: Empat Demonstran Tewas, Puluhan Luka

Hasil penelitian, hampir 60 persen pelecehan seksual terjadi di kantor, sementara 49 persen terjadi di lapangan. "Jenis kejadian pelecehan tersebut membuat wartawan, wartawan foto dan pekerja media perempuan lainnya enggan melapor," tegasnya.

"Alasan lain para perempuan tidak melapor adalah, bila tidak terjadi di kantor, pelaku utama lainnya adalah pejabat pemerintah, pihak berwenang, polisi. Jadi, kalau dilaporkan kemungkinan besar tak akan ada hukuman, karena yang melakukan kejahatan ini justru pihak tempat anda melapor," geramnya.

Penelitian INSI dan International Women's Media Foundation juga menemukan lebih dari separuh perempuan yang diintimidasi, ancaman atau kekerasan mengalami dampak psikologis negatif. "Pertama, anda mengalami hal buruk. Hal yang seharusnya tak dihadapi siapapun. Kemudian, situasi yang anda hadapi adalah orang-orang yang seharusnya menjadi tempat anda bergantung, yang seharusnya anda percayai, menjadi pelakunya,"  lanjutnya.

Kasus-kasus terkenal seperti yang menimpa Lara Logan dan seorang jurnalis foto yang diperkosa di Mumbai, India, tahun ini, memancing perhatian masyarakat. Menurut Storm, riset ini akan memicu dorongan untuk melakukan pelatihan seputar keselamatan yang lebih baik, perubahan kebijakan, konseling dan bimbingan bagi jurnalis perempuan. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejatinya Rebutan Minyak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler