jpnn.com, JAKARTA - Juru bicara presiden Johan Budi mengatakan pemanggilan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara Jakarta, Senin (31/7), hanya ingin mengetahui perkembangan kasus Novel Baswedan.
Dalam pertemuan dengan Jokowi-sapaan presiden, Tito juga telah menyampaikan apa saja yang dilakukan tim penyelidik Polri, untuk mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.
BACA JUGA: Jokowi: Penggunaan Produk Dalam Negeri Harus Konsisten
Presiden, kata Johan, memberikan perhatian serius terhadap kasus itu karena tidak saja menjadi perhatian publik, tapi juga menimpa penyidik sebuah institusi negara dalam penegakkan hukum.
Karena itu, presiden menyampaikan pesan tegas bahwa tidak boleh lagi ada upaya berupa ancaman maupun intimidasi terhadap penyidik yang sedang menjalankan tugas. Hal ini berlaku bagi semua penyidik, bukan hanya di KPK.
BACA JUGA: Asal Bukan Penyidikan, Polri Bisa Libatkan KPK Usut Kasus Novel
"Tidak boleh di dalam negara yang menjunjung tinggi hukum ini ketika penyidik melaksanakan, menegakkan hukum mengalami teror, intimidasi atau bahkan mengalami hal yang lebih parah seperti yang dialami Novel Baswedan," kata Johan di kompleks Istana Negara, Selasa (1/8).
Kedua, katanya, presiden kembali memerintahkan kepada kapolri untuk segera menuntaskan kasus itu dengan mencari pelaku penyiraman secepatnya.
"Perintah presiden sudah jelas, kasus ini harus segera diungkap," pungkas Johan.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Jokowi Tekankan Pentingnya Imunisasi Campak Rubella
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hmmm... Sepertinya Ada Dugaan Suap di Balik Teror ke Novel Baswedan
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam