Dua Politisi PDIP Berpeluang jadi Ketua Dewan

Selasa, 07 Mei 2019 – 10:38 WIB
Kampanye terbuka Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dan rapat umum PDIP di Alun-Alun Ahmad Yani, Kota Tangerang, Banten, Minggu (24/3). Foto: Istimewa

jpnn.com, MALANG - Nama – nama caleg yang terpilih menjadi anggota DPRD Kota Malang periode 2019-2024 sudah bisa diprediksi, mengacu rekapitulasi tingkat kota yang sudah ditetapkan dalam rapat pleno Sabtu lalu (4/5).

Sesuai rekapitulasi KPU, perolehan suara PDIP di posisi teratas yakni 109.001suara. Sementara kursi yang berpotensi dikuasai Partai Banteng itu adalah 12.

BACA JUGA: Bawaslu Temukan Kejanggalan Data Jumlah Pemilih dan Surat Suara

Kemudian disusul PKB dengan 7 kursi, PKS 6 kursi, Gerindra dan Golkar masing-masing 5 kursi, Demokrat dan PAN masing-masing menguasai 3 kursi, lalu Nasdem 2 kursi. Sedangkan posisi terakhir ditempati Perindo dan PSI, masing-masing 1 kursi.

Dari perkiraan perolehan kursi dalam Pileg 2019 ini, legislator dari PDIP punya kans paling besar untuk menduduki kursi ketua dewan. Informasi yang himpun Jawa Pos Radar Malang, ada dua caleg terpilih asal PDIP yang berpotensi memimpin puluhan legislator. Yakni I Made Rian DK dan Achmad Wanedi

BACA JUGA: Enam Caleg Petahana PDIP Kembali Terpilih

Nama Made menguat karena posisinya sangat penting di PDIP. Yakni menjabat Ketua DPC PDIP Kota Malang. Sedangkan Wanedi punya kans karena pernah dipercaya menjadi ketua Tim Kemenangan Daerah (TKD) Malang pasangan 01 Jokowi-Ma’ruf Amin.

BACA JUGA: Politikus Demokrat: Tidak Mungkin Prabowo Menang 62%

BACA JUGA: Suara PDIP Melejit, Gerindra Desak KPU Transparan

Selain itu, perolehan suara Wanedi juga disebut-sebut paling tinggi se-Kota Malang, yakni 6.030 suara

Ditanya terkait peluangnya menjadi ketua dewan, Made menjawab diplomatis. Dia menegaskan, belum waktunya membahas ketua DPRD.

”Pelantikan dewan masih Agustus 2019. Sedangkan kelengkapan dewan (dibahas) mungkin Oktober 2019. Kalau urusan ketua dewan, kami serahkan ke DPP PDIP,” ujar Made ketika ditemui di kantor DPC PDIP.

Dia menerangkan, ada mekanisme yang akan dilalui dalam proses pemilihan ketua dewan. Apalagi, caleg PDIP Kota Malang menjadi atensi DPP PDIP. Sebab sebelumnya, partai besutan Megawati Soekarno Putri itu terpaksa tiga kali mengganti kadernya yang menduduki posisi kedua tewan. Hal itu karena mereka terjerat kasus suap pembahasan APBD-P 2015 bersama 41 legsilator lain.

Awalnya, DPP PDIP menunjuk M. Arief Wicaksono sebagai ketua dewan. Tapi karena ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2017 lalu, akhirnya posisinya digantikan Abdul Hakim yang sebelumnya menjabat ketua Komisi B DPRD. Hakim pun terjerat kasus serupa, lalu digantikan oleh Hadi Susanto.

Senasib dengan Arief dan Hakim, Hadi juga ditangkap KPK bersama belasan legislator lain di gelombang III. ”Jadi kami tidak mau lagi nanti terjadi, ketua dewan ganti hingga tiga kali,” sambungnya.

Dalam kesempatan itu, Made juga mengklarifikasi masuknya nama Sugiono sebagai caleg terpilih dari Dapil Blimbing. Berdasarkan data yang dimiliki Made, caleg terpilih adalah Wiwik Sukaisih.

Senada dengan Made, Achmad Wanedi juga menyerahkan sepenuhnya kepada DPP PDIP. Caleg terpilih dari daerah pemilihan (Dapil) Sukun itu mengelak ada tradisi bagi-bagi kekuasaan di partainya. Misalnya karena Made sudah menjadi ketua DPC PDIP, lalu otomatis Wanedi dipercaya menjadi ketua dewan.

”Tidak begitu. Semua kami serahkan kepada partai. Semua calon terpilih kami, punya kesempatan itu (menjadi ketua dewan),” ujarnya.

Lantas bagaimana dengan poisisi tiga wakil ketua dewan? Wakil Ketua I DPC PKB Kota Malang Aburrochman menyatakan, partainya belum bicara banyak soal posisi tersebut. Sesuai mekanisme partai, DPC PKB akan mengusulkan nama ke DPW PKB. Tapi yang memutuskan tetap DPP.

”Kami belum rapatkan. Jadi belum kirim nama. Semua kami serahkan putusannya ke DPP,” kata pria asal Blimbing itu.

BACA JUGA: Kebijakan Bu Susi Tenggelamkan Kapal Asing, Ekspor Tuna dan Udang Melesat

Demikian juga Ketua DPD PKS Kota Malang Ernanto Djoko Purnomo. Meski partainya menduduki peringkat ketiga, tapi pihaknya belum memutuskan siapa yang akan diusulkan menjadi calon wakil ketua dewan.

”Bukan serta merta yang perolehan suaranya paling banyak lantas duduk di AKD (alat kelengkapan dewan). Kami berusaha menempatkan SDM sesuai kapasitas masing-masing,” kata Djoko. (jaf/dan)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Taufik Gerindra Merasa Difitnah soal Salinan C1 dari Boyolali Temuan Polisi


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler