Dua Sektor Industri Primadona Jadi Pengerek Capaian Investasi Semester I 2021

Rabu, 28 Juli 2021 – 17:18 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberkan data investasi di sektor industri. Foto: Humas PT Kakatau Steel/Antara

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberkan data investasi di sektor industri.

Menukil data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada periode Januari-Juni 2021, realisasi investasi sektor industri mencapai Rp 167,1 triliun.

BACA JUGA: Pemerintah Hapus 622 Situs Investasi Ilegal

Angka itu naik 29 persen dibandingkan periode sama 2020 sebesar Rp 129,6 triliun.

Pada semester I 2021, sektor industri berkontribusi hingga 37,7 persen dari total nilai investasi nasional yang mencapai Rp 442,8 triliun.

BACA JUGA: OJK Hentikan Kegiatan Usaha 11 Entitas Ini, Ada Investasi Crypto

"Adapun dua sektor industri primadona yang menjadi penyumbang terbesar, yakni pertama kelompok industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya," ujar Agus di Jakarta, Rabu (28/7).

Menurut dia, adapun nilai investasi itu sebesar Rp 57,6 triliun atau berkontribusi 13 persen.

BACA JUGA: Faisal Basri: PLN Pakai Seluruh Utang untuk Investasi

"Berikutnya kedua adalah investasi dari industri makanan sebesar R p36,6 triliun (8,3 persen)," kata Agus.

Agus menjelaskan sepanjang enam bulan ini, nilai penanaman modal dalam negeri (PMDN) dari sektor industri mencapai Rp 46,3 triliun.

Nilai itu berkontribusi 21,6 persen dari total PMDN yang Rp 214,3 triliun.

Sedangkan, nilai penanaman modal asing (PMA) dari sektor industri mencapai Rp 120,8 triliun atau berkontribusi 52,9 persen dari total PMA yang Rp 228,5 triliun.

Sumbangsih nilai PMDN sektor industri tersebut berasal dari investasi industri makanan sebesar Rp 14,7 triliun yang meliputi sebanyak 2.644 proyek.

Kemudian, industri kimia dan farmasi Rp 8,4 triliun (1.074 proyek), industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 6,8 triliun (643 proyek), industri kertas dan percetakan Rp 5,4 triliun (615 proyek), serta industri mineral nonlogam Rp 4,7 triliun (435 proyek).

Selanjutnya, investasi industri karet dan plastik Rp 3,2 triliun (765 proyek), industri tekstil Rp 1,1 triliun (614 proyek), industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain Rp 678 miliar (270 proyek), industri kayu Rp 404 miliar (516 proyek), industri barang dari kulit dan alas kaki Rp 143 miliar (101 proyek), industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik, dan jam Rp 130 miliar (471 proyek), serta industri lainnya Rp 546 miliar (804 proyek).

Sumbangsih nilai PMA sektor industri terutama berasal dari investasi industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar USD 3,4 milia (550 proyek), industri makanan USD 1,5 miliar (1.216 proyek), industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain USD 961,2 juta (624 proyek), industri kimia dan farmasi USD 818,2 juta (779 proyek), serta industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik, dan jam USD 371,4 juta (677 proyek).

Berikutnya, investasi industri kertas dan percetakan USD 246,8 juta (239 proyek), industri mineral nonlogam USD 220,2 juta (161 proyek), industri barang dari kulit dan alas kaki USD 187,5 juta (200 proyek), industri tekstil USD 163,1 juta (560 proyek), industri karet dan plastik USD 158,7 juta (527 proyek), industri kayu USD 28,2 juta (231 proyek), serta industri lainnya USD 141 juta (520 proyek). (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler