jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah resmi melarang adanya mudik Lebaran 2021 kemarin, Jumat (26/3).
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan menilai industri transportasi dan pariwisata akan menjadi dua sektor yang paling terdampak kebijakan tersebut.
BACA JUGA: Soal Larangan Mudik 2021, Empat Harapan Apindo Pada Konsumsi Masyarakat
"Dampak dari larangan mudik ini nampaknya akan berpusat pada industri transportasi dan pariwisata yang sampai kuartal I 2021 masih jauh lebih rendah daripada sektor-sektor lainnya," kata Pingkan di Jakarta, Sabtu (27/3).
Menukil Badan Pusat Statistik (BPS) dia menyebutkan, sektor transportasi dan pergudangan memberikan kontribusi paling besar terhadap penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) 2020, yakni minus 0,64 persen dengan laju pertumbuhan minus 15,04 persen.
BACA JUGA: Tok! Pemerintah Resmi Larang Mudik 2021, Berlaku Pada Tanggal Ini
Sementara itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat penurunan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan devisa pada 2020 hanya empat juta kunjungan dan devisa sekitar USD 3,54 juta.
"Hingga awal 2021, kedua sektor tersebut belum juga mengalami perbaikan karena kebijakan pembatasan kegiatan serta larangan masuk bagi wisman," ujar dia.
BACA JUGA: Larang Mudik 2021, Pemerintah Siapkan Kompensasi, Begini Penjelasan Menko PMK
Pingkan menuturkan, larangan mudik Lebaran tahun ini nampaknya tidak akan mempengaruhi perekonomian secara signifikan.
Dia memperkirakan peningkatan konsumsi masyarakat di saat momentum Lebaran akan terpusat di daerah karena kebijakan larangan mudik.
"Biasanya konsumsi masyarakat menjelang Lebaran akan meningkat karena ada THR maupun penerimaan bansos, saya rasa untuk hal ini tetap akan berkontribusi tapi hanya akan terpusat di daerah tersebut saja karena ada larangan mudik ini," kata dia.
Pingkan menambahkan, berkaca dari pengalaman tahun lalu, pemerintah diharapkan lebih konsisten atas kebijakan-kebijakan yang diambil.
Menurut dia, konsistensi dan komunikasi publik yang baik akan dapat membantu industri, khususnya yang terdampak langsung, untuk menyiapkan strategi bertahan.
"Utamanya berkaitan dengan konsisten kebijakan dan juga komunikasi ke publik atas kebijakan-kebijakan tersebut harus bisa lebih jelas. Hal ini tentu akan membantu para pelaku usaha untuk dapat menyiapkan strategi dalam menyikapi kondisi tahun ini," ucap Pingkan. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia