Dua Tahun, Targetkan 355 Perusahaan Gandeng 1.755 SMK

Minggu, 23 April 2017 – 05:36 WIB
Siswa-siswi SMK. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementrian Perindustrian berupaya menggenjot program pendidikan dan pelatihan vokasi.

Kemenperin menganggap peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu pilar utama dalam kebijakan pemerataan ekonomi.

BACA JUGA: Genjot Program Vokasi, Guru SMK Belajar di Negara Industri Maju

Pemerintah mentargetkan dapat terbangun link and match antara 355 perusahaan industri dengan 1.755 SMK dalam kurun wakru 2017-2019.

Sampai saat ini, kemenperin sudah menggandeng sebanyak 117 perusahaan untuk menandatangani perjanjian kerja sama dengan 389 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam upaya menjalankan program pendidikan vokasi industri di wilayah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

BACA JUGA: Jumlah Siswa SMK di Kota Malang Terbanyak Ikut UNBK Susulan

Program ini merupakan yang kedua, setelah sebelumnys diluncurkan program vokasi di Mojokerto, pada 28 Februari 2017 lalu, dengan melibatkan sebanyak 50 perusahaan dan 234 SMK di Jawa Timur.

”Langkah tersebut merupakan amanat dari Instruksi Presiden tentang Revitalisasi SMK, yang juga untuk menyiapkan tenaga kerja terampil sesuai kebutuhan dunia usaha saat ini,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, kemarin (22/4).

BACA JUGA: Ratusan Siswa SMK Terpaksa Ikut UNBK Susulan

Menperin menyampaikan, Indonesia saat ini sampai 10 tahun ke depan masih akan menikmati bonus demografi, di mana mayoritas penduduknya berada pada usia produktif.

”Mereka harus menjadi aktor-aktor pembangunan. Jangan sampai menjadi pengangguran yang justru akan membawa dampak sosial yang besar dalam pembangunan,” tegasnya.

Sementara itu, pelaku industri juga memberi tanggapan positif akan program vokasi yang dicanangkan pemerintah tersebut.

Salah satunya adalah PT Astra Honda Motor (AHM) yang juga memiliki kemitraan dengan beberapa SMK.

Ketua Program Pendidikan Satu Hati AHM Ahmad Muhibbuddin mengatakan bahwa pengembangan SMK berbasis kompetensi oleh kemenperin, industri, dan kementerian terkait merupakan program revitalisasi SMK yang sudah dibina oleh pemerintah dan industri sejak tahun lalu.

”Kami ingin memperkuat pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia melalui penerapan kurikulum TSM Astra Honda di SMK yang tahun ini sudah memasuki tahun ketujuh. Kami yakin jika dikelola dengan baik, SMK akan mampu melahirkan generasi muda terampil yang dibutuhkan industri,” ujar Ahmad

Saat ini, implementasi Kurikulum Teknik Sepeda Motor (KTSM) Astra Honda berjalan di 647 SMK yang tersebar di 30 Provinsi di Indonesia.

Sebagai upaya mendorong kompetensi SMK binaannya, AHM juga mengembangkan konsep SMK sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang berwenang mengukur dan memvalidasi kompetensi siswa sebelum mereka memasuki dunia industri.

Tercatat kurang lebih 56 SMK yang telah menjadi SMK TUK KTSM Astra Honda.

Pada periode 2017-2019, Kemenperin merancang sejumlah kegiatan untuk menyiapkan tenaga kerja industri tersertifikasi sebanyak 1.040.552 orang.

Selain melalui pembinaan dan pengembangan SMK yang link and match dengan industri, juga dilaksanakan Diklat 3in1 (pelatihan-sertifikasi-penempatan kerja), pemagangan industri, serta sertifikasi kompetensi.

Implementasi program-program tersebut dikolaborasikan dengan berbagai pemangku kepentingan terkait seperti Kadin, Kemenristekdikti, dan Kemenaker. (agf)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mervin: Hak Masyarakat Adat Harus Diperhatikan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler