jpnn.com, MALANG - Sebanyak 979 siswa dari 25 SMK baik negeri maupun swasta di Kota Malang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) susulan yang digelar 18-19 April.
Jumlah tersebut merupakan terbanyak di Jawa Timur tahun ini. Peringkat terbanyak kedua dari Kota Surabaya dengan 859 siswa dari 44 sekolah.
BACA JUGA: Biaya UNBK dan UNKP Selisih Tipis
Disusul peringkat tiga Kabupaten Malang dengan jumlah 566 siswa dari 50 sekolah. Untuk peringkat empat, Kabupaten Jember dengan 544 siswa dari 46 SMK.
Menurut Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Adi Prajitno, banyaknya siswa yang ikut UNBK susulan itu karena kesalahan dari Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik).
BACA JUGA: Ratusan Siswa SMK Terpaksa Ikut UNBK Susulan
Sebab, soal pada mata pelajaran (mapel) teori kejuruan tidak muncul. ”Mereka UNBK susulan ini hanya untuk satu mapel saja, yaitu teori kejuruan,” jelas dia pada Jawa Pos Radar Malang, kemarin (18/4).
Menurut Adi, tidak semua SMK di Kota Malang mengikuti UNBK susulan. Lantaran, soal yang tidak muncul itu hanya terjadi pada mapel tertentu, seperti rekayasa perangkat lunak (RPL), teknik komputer jaringan (TKJ), teknik audio video (TAV), dan persiapan grafika.
BACA JUGA: Hamdalah, UNBK di Luar Negeri Berjalan Lancar
”Banyaknya siswa ikut susulan, karena siswa dari empat jurusan itu (RPL, TKJ, TAV, dan grafika) di Kota Malang cukup banyak,” imbuh Adi.
Dia menambahkan, siswa yang paling banyak mengikuti UNBK susulan di Kota Malang, dari SMKN 4 Malang dengan 237 anak.
Kemudian, diikuti SMK PGRI 3 Malang dengan 143 siswa; SMK Telkom, 137 siswa; dan SMKN 6 Malang, 120 siswa. ”Empat sekolah itu memang banyak memiliki siswa dalam bidang RPL,” beber dia.
Sementara itu, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Negeri Kota Malang Wadib Su’udi menyatakan, proses UNBK susulan sama seperti UNBK utama. Namun, karena jumlah siswa tidak terlalu besar, maka peserta di beberapa sekolah harus mengikuti UNBK bersama di subrayon.
”Daripada keluar biaya banyak untuk UNBK susulan, pelaksanaan bersama dinilai lebih efisien,” kata Wadib.
Kendala yang terjadi pada UNBK SMK 2017 ini harus benar-benar dievaluasi. Sebab, siswa yang seharusnya bisa tuntas UNBK 6 April lalu, terpaksa ikut susulan karena kesalahan sistem.
”Terkait problem kesalahan sistem itu, Puspendik sudah minta maaf. Semoga tidak terulang lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua MKKS SMK Swasta Kota Malang Jhon Nadha Firmana menyampaikan, kesalahan fatal pada UNBK SMK perlu diantisipasi.
Khususnya, dalam bidang soal-soal teknik, seperti RPL dan multimedia. ”Dengan UNBK mengulang ini, bakal memakan anggaran. Meskipun anggarannya dari pusat,” pungkas dia.
Salah satu siswa SMKN 4 Malang, Milennia Fitri Suwandi, mengaku kecewa. Sebab, seharusnya UNBK sudah selesai. Tetapi, dia harus mengikuti ujian susulan lagi.
”Saya berharap, problem ini tidak terjadi lagi tahun depan, sehingga pelaksanaan susulan hanya untuk mereka yang berhalangan hadir ke sekolah,” tutur Milennia. (kis/c4/lid)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjelasan Kadisdik soal Kematian Amel Dinilai Aneh
Redaktur & Reporter : Soetomo