Dua Terlapor Kasus Penyekapan Bertugas Cari Mangsa di Terminal

Kamis, 20 Maret 2014 – 07:55 WIB

jpnn.com - JAKARTA - 16 korban penyekapan di Bogor tidak hanya mempolisikan Brigjen (purn) Mangisi Situmorang dan istrinya, Mutiara Simanjuntak. Para korban juga melaporkan dua orang berinisial An dan But ke Bareskrim Polri, Rabu (19/3).

Lantas siapa dan apa peran An dan But? Menurut Sugeng Teguh Santoso yang menjadi kuasa hukum para korban, An dan But diduga berperan sebagai calo tenaga kerja. "Atau jaringan yang melakukan perekrutan," katanya usai mendampingi kliennya di Bareskrim Polri, Rabu (19/3).

BACA JUGA: Pengamanan Jokowi Diperketat

Menurut Sugeng, hampir semua korban diduga direkrut oleh An dan But di Terminal Bus Pulogadung, Jakarta Timur. Modusnya, An dan But memilih orang-orang yang mencari kerja dan kebingungan di terminal. "Kemudian dibawa ke rumah sana (rumah MS di Bogor)," beber Sugeng.

Dari 16 korban itu salah satunya adalah anak berusia 12 tahun berinisial F. Namun, kata Sugeng, Sebenarnya F saat itu bukan sedang mencari kerja. "Dia (F) di sana sedang bermain," katanya.

BACA JUGA: PDIP Pastikan Cawapres Jokowi Lebih Muda

Lantas, F yang kebingungan kemudian dibawa oleh An dan But ke rumah Ny MS. Menurut Sugeng, saat itu orang tua F kehilangan kontak dengan anaknya selama empat bulan dan menyangka sang anak diculik. Orang tua F baru tahu setelah ada pemberitaan tentang evakuasi para korban dari rumah Mutiara lewat media massa. "Nah sekarang F sudah bertemu dengan ibunya," katanya.

Selama di rumah Mutiara, para korban dilarang berkomunikasi dengan keluarga. "Yang melarang itu tuan rumah, Ny MS (Mutiara, red),” ungkap Sugeng seraya berharap Mabes Polri dapat membongkar kasus itu hingga tuntas termasuk mengungkap peran An dan But.(boy/jpnn)

BACA JUGA: Fatwa MUI Haramkan Politik Uang

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... JK Diminta tak Tergoda Ikut Pilpres


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler