jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan rencana pemerintah untuk memberikan bantuan di Turki dan Suriah.
Presiden Joko Widodo juga telah memberi perintah kepada Menko PMK untuk mengkoordinasikan bantuan ke Turki dan Suriah secepat mungkin.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Tembus 11.500 Jiwa, Termasuk Dua WNI
"Perintah Bapak Presiden segera menyalurkan bantuan untuk korban gempa Turki-Suriah," kata Menko Muhadjir dalam rapat koordinasi tingkat kementerian/lembaga, Rabu (8/2).
Rakor mengusulkan pemerintah RI mengutamakan pemberian bantuan berupa Tim Emergency Medical Team (EMT), Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR), dan dukungan logistik peralatan dan kebutuhan dasar masyarakat pascabencana.
BACA JUGA: Gempa Turki Sudah Diprediksi 3 Hari Sebelumnya, Diduga karena Geometris Benda Langit?
Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan bahwa pembiayaan pemberian bantuan kepada Turki dan Suriah dapat menggunakan dana siap pakai.
Selanjutnya adalah beberapa bahan logistik seperti selimut yang memang sangat diperlukan karena di sana sedang winter, matras, baju dingin, keranjang, detergen dan lainya.
BACA JUGA: 123 WNI Terdampak Gempa Turki Tiba di Indonesia
Selain itu, pemerintah juga perlu segera mengirimkan tenaga medis dan SAR. Suhu udara di lokasi kejadian memang sedang sangat dingin. Bisa sampai minus 9 derajat Celcius.
Pemerintah juga akan membentuk tim pengiriman bantuan pemerintah Republik Indonesia untuk Bencana Gempa Turki akan dikoordinasikan BNPB. Tim bantuan akan terdiri dari; Tim Emergency Medical Team (EMT) berupa tenaga medis, dikoordinasikan oleh Kemenkes dan Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR) dikoordinasikan oleh BASARNAS.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan telah membentuk EMT yang merupakan tim medis darurat atau emergency yang diturunkan untuk membantu menangani korban di lokasi bencana.
Untuk minggu pertama, lanjutnya, layanan yang paling penting adalah gawat darurat dan prosedur bedah karena korban gempa banyak yang patah tulang dan perlu dioperasi karena luka.
Kemudian untuk minggu kedua, adalah penanganan penyakit menular dan penyakit kronik yang berkaitan dengan situasi kondisi tempat pengungsian yang tidak higienis.
“Kementerian Kesehatan akan memberangkatkan 6,8 ton logistik kesehatan yang akan dikirimkan sesuai perencanaan prosedur medik yang telah direncanakan pada minggu pertama dan kedua,” tambahnya.
KBRI di Ankara menyampaikan saat ini ada 2 WNI, Ibu dan anak, yang menjadi korban meninggal dunia dalam bencana gempa di Turki dan Suriah. Mereka satu keluarga, suaminya yang berkebangsaan Turki juga meninggal.
Selain itu, ada 10 WNI yang mengalami luka-luka dan sudah ditangani, serta 5 WNI yang sampai saat ini masih hilang kontak.
Di akhir rapat Menko PMK menambahkan bahwasanya yang akan diberangkatkan terlebih dahulu personel yang akan dikoordinasikan oleh BNPB, mulai dari personel sumbernya dari mana serta jadwal keberangkatanya.
Selain itu, Menko PMK menambahkan agar mempersiapkan anggaran untuk segera diputuskan beserta dukungan transportasi. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad