Dubes Amerika Dinilai Sibuk Urusi KUHP Baru, Teddy: Tidak Etis Sebagai Tamu

Kamis, 08 Desember 2022 – 17:18 WIB
Waketum Partai Garuda Teddy Gusnaidi menilai tidak etis jika Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia ikut campur soal RKUHP. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi menilai tidak etis jika Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Y Kim ikut mengomentari soal KHUP yang baru disahkan.

Teddy menjelaskan jika ada masyarakat Indonesia yang tidak setuju dengan pasal di KUHP, maka ada jalur untuk menggugatnya yaitu di Mahkamah Konstitusi. 

BACA JUGA: Agus Muslim Pelaku Bom Bunuh Diri di Bandung Ternyata Menolak KUHP Baru

"Namun, bagaimana kalau yang tidak setuju warga negara asing? Tentu pernyataan ini tidak etis, sebagai tamu sebaiknya menghormati aturan main negara ini," kata Teddy dalam keterangannya, Kamis (8/12).

Dia juga menjelaskan jika ingin dijabarkan, bisa jadi banyak aturan di Amerika Serikat yang tidak sesuai dengan prinsip masyarakat Indonesia.

BACA JUGA: Turis Asing Dikhawatirkan Akan Menghindari Bali Gegara KUHP Baru

"Apakah kita bisa memaksa Amerika untuk ikut aturan yang kita buat? Tentu tidak, maka sebaliknya begitu, Amerika harus hormati aturan yang dibuat oleh Indonesia," lanjutnya. 

Juru bicara Partai Garuda itu juga menyarankan agar pemerintah meminta Duta Besar Amerika Serikat itu diganti.

BACA JUGA: Pelaku Bom Bunuh Diri Bawa Tulisan Singgung KUHP, Arteria Dahlan: Terlalu Dipaksakan

"Ganti dengan orang yang tidak senang bergunjing, yang mampu memposisikan diri untuk tidak terlibat terlalu jauh dalam urusan internal sebuah negara," jelasnya.

Sebelumnya, Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia menilai pengesahan Undang-Undang Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (UU KUHP) yang mengatur hingga ke ranah pribadi bisa berdampak negatif pada laju investasi di Indonesia.

Dubes AS untuk Indonesia Sung Y Kim mengatakan pihaknya prihatin ada pasal-pasal moralitas yang mengatur aktivitas rumah tangga antara orang dewasa akan berdampak negatif terhadap iklim investasi di Indonesia. 

"Mengkriminalkan keputusan pribadi individu akan menjadi bagian besar dalam matriks keputusan banyak perusahaan yang menentukan apakah akan berinvestasi di Indonesia. Hasilnya dapat mengakibatkan berkurangnya investasi asing, pariwisata, dan perjalanan," ucap Dubes AS Sung dalam acara US-Indonesia Investment Summit di Jakarta, Selasa (6/12).(mcr8/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler