Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson telah kembali ke Jakarta untuk menjalankan tugas-tugasnya setelah ditarik oleh Canberra sebagai bentuk protes atas eksekusi terpidana mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Pihak Kementerian Luar Negeri Australia (DFAT) hari Selasa (9/6/2015) membenarkan bahwa Dubes Paul Grigson kembali ke Jakarta untuk menjalankan tugasnya sebagaimana biasa.
BACA JUGA: Kenaikan Harga Daging Sapi Australia Mengkhawatirkan Importir Indonesia
Menurut catatan ABC, Dubes Grigson ditarik pulang ke Canberra pada Minggu 3 Mei 2015 malam, sebagai bentuk protes Pemerintah Australia terhadap eksekusi mati Sukumaran dan Chan pada 29 April lalu.
Dubes Paul Grigson saat mengunjungi Masjid Istiqlal Jakarta.
BACA JUGA: Laneways di Melbourne dalam Bidikan Fotografer Indonesia
PM Tony Abbott saat itu mengumumkan penarikan Dubes Grigson sebagai bentuk protes resmi Australia terhadap Indonesia.
Selain itu, kunjungan setingkat menteri juga untuk sementara ditiadakan. "Ini merupakan momen gelap dalam hubungan kedua negara," ujar PM Abbott saat itu.
BACA JUGA: Kisah Warga Aborijin Penyandang Disabilitas Ditampilkan dalam Pameran Hologram
Diperkirakan Dubes Grigson kembali ke Jakarta pada hari Senin (8/6/2015). Dan sejak itu, Dubes Grigson sudah aktif kembali di media sosial Twitter dengan akun @DubesAustralia.
Dalam cuitannya, @DubesAustralia memberi ucapan selamat kepada Reynold Poernomo, salah seorang peserta Masterchef Australia tahun ini, yang merupakan pria kelahiran Surabaya dan juga adik dari salah seorang juri Masterchef Indonesia, Arnold Poernomo.
Reynold hingga pekan ini masih bertahan hingga 14 besar dalam program kompetisi memasak yang ditayangkan salah satu stasiun TV di Australia.
Dubes Paul Grigson bersama pelajar Muslim.
Menanggapi penarikan Dubes Australia saat itu, Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla menyatakan bisa memahaminya, dan ia berharap Dubes Grigson bisa segera kembali bertugas di Jakarta.
Posisi Dubes Australia di Jakarta dipandang sangat vital mengingat hubungan kedua negara penuh dinamika dan banyak diwarnai pasang surut.
Dubes Grigson ditunjuk menduduki posisi penting itu menggantikan Dubes sebelumnya Greg Moriarty, yang kini menduduki posisi baru sebagai Koordinator Pemberantasan Terorisme di Australia.
Dubes Grigson merupakan diplomat karir di DFAT Australia. Ia juga pernah bertugas sebagai Dubes di Thailand tahun 2008-2010, di Rangoon tahun 2003-2004 serta ketua juru runding Peace Monitoring Group di Bougainville tahun 2000.
Ia merupakan pejabat karir yang pernah menjadi kepala staf di DFAT serta kepala staf untuk Menlu.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Belum Pasti Hadiri KTT Kontra Terorisme di Sydney