jpnn.com, BULELENG - Ikram Tauhid, 39, tewas setelah ditusuk Nyoman Tri Artika Subandi Awantara alias Gunik, 35, saat duel maut di Dusun Wirabhuana Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali, Minggu (3/3) malam.
Pemicunya sepele. Hanya karena terlibat salip-salipan di ruas jalan Singaraja-Gitgit, Gunik emosi, gelap mata menusuk korban dengan pisau belati hingga tewas tersungkur.
BACA JUGA: Minta Tambah Bayaran, Pemandu Karaoke Tewas Bersimbah Darah
Informasi dari kepolisian menyebutkan peristiwa bermula saat korban yang berprofesi sebagai Satpam Hotel Bayan Tree di daerah Unggasan, Kuta Selatan, hendak pergi ke Denpasar. Ia berangkat dari arah Singaraja dengan mengendarai sepeda motor Byson DK 8662 UQ.
BACA JUGA: Wanita Pengusaha Itu Ternyata Dibunuh Selingkuhan yang Beda Usia 20 Tahun
BACA JUGA: Keberadaan Kadek Rifki Masih Misteri, Korban Kejahatan atau Kecelakaan?
Pria asal Maluku ini mengendarai sepeda motornya secara beriringan bersama rekannya bernama Welky Lens Ussa, 39 yang juga mengendarai sepeda motor Suzuki Thunder. Namun entah bagaimana permasalahannya, korban Ikram terlibat salip-salipan dengan pengendara mobil Xenia DK 1994 QB yang ditumpangi pelaku.
Mobil Xenia itu dikendarai Gede Sueca Mustika Putra, 40 yang tak lain adalah kakak dari pelaku Nyoman Tri Artika Subandi Awantara. Di dalam mobil Xenia itu pula terdapat istri dan tiga orang anak dari Gede Sueca.
BACA JUGA: Keberadaan Rifki Masih Misterius, 3 Dukun Pendapat Berbeda - beda
Mereka berasal dari Dusun Dauh Pura, Desa Panji, Kecamatan Sukasada. Mereka rencananya akan pergi ke Denpasar dari Singaraja.
Tepat di kilometer 14-15, korban disebut-sebut menghalang-halangi kendaraan Xenia dengan cara zig-zag di depan kendaraan yang ditumpangi pelaku. Merasa geram, pelaku Gunik pun akhirnya mengacungkan pisau belati yang disimpan di dalam tasnya dari dalam mobil yang sedang melaju. Konon, pisau belati itu diancukngkan kepada korban dengan maksud untuk menakut-nakuti.
Puncaknya, sesampainya di kilometer 17, Dusun Wirabhuana, Desa Gitgit, kakak pelaku memilih untuk menghentikan laju kendaraannya dan berhenti tepat di Warung Raja. Dengan harapan korban yang tadinya mengendarai sepeda motornya dengan cara zig-zag tersebut diberikan kesempatan lewat. Pasalnya, mereka tak ingin mencari gara-gara.
“Rupanya korban malah berbalik. Mencari kendaraan pelaku yang sudah parkir. Nah pelaku dan kakaknya pun turun dari mobil. Di sanalah terjadi cekcok,” ujar Kapolsek Sukasada, Kompol Landung.
BACA JUGA: Ckck..Mieke Gelapkan Uang Rp 2,2 Miliar Demi Beli Mobil dan Rumah Mewah
Selanjutnya rekan korban, Welky Lens Ussa justru berusaha merampas kunci mobil yang dikendarai kakak pelaku. Merasa tidak beres, kakak pelaku, Suweca berusaha menahan keinginan rekan korban untuk merampas kuci mobilnya. Rupanya, Welky juga sempat melayangkan pukulan kepada Sueca hingga akhirnya berhasil mengambil kunci mobil tersebut.
Saat bersamaan, pelaku Gunik sendiri sudah berduel dengan korban Ikram. Pelaku berusaha berkali kali menebaskan pisaunya kepada korban. Kendati sempat menghindar namun apes. Pisau belati akhirnya dihujamkan tepat di bagian dada korban. Akhirnya korban yang juga mantan Anggota TNI ini tersungkur dan tewas bersimbah darah.
"Sehabis menusuk korban, pelaku langsung menyerahkan diri ke Polsek, dengan menumpangi mobil milik warga lain. Keluarganya ditinggal. Sementara rekan korban kabur ke arah Singaraja," ujar Kompol Landung.
Kepada polisi, Gunik mengaku pisau pengutik yang ia gunakan untuk menusuk korban itu sebelumnya ia gunakan untuk keperluan memasak di acara tiga bulanan kakaknya. Rencananya, Gunik ingin kembali ke Denpasar, mengantarkan kakaknya pulang.
Lalu apakah korban ada indikasi mabuk alkohol? Kapolsek Landung pun tidak menampik, saat jenazah diperiksa, tercium aroma alkohol ditubuh korban. Kini, jenazah pria yang beralamat di Desa Tuban, Kecamatan Kuta itu telah dibawa ke RSUP Sanglah, untuk diautopsi.
Sedangkan pelaku Gunik kini telah mendekam di sel tahanan Mapolres Buleleng. Ia dijerat dengan Pasal 351 ayat 3 tentang penganiayaan yang menyebabkan orang meninggal dunia, dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.
Sementara itu, pemilik warung yang ada di sekitar TKP, Putu Nuraja, 42 menuturkan, saat insiden penusukan itu terjadi, warungnya sudah dalam keadaan ditutup. Namun, tepat pukul 22.00 Wita, Nuraja mendengar ada suara keributan di depan warungnya. Hanya saja dirinya tak berani keluar.
"Saya tidak berani keluar. Hanya ngintip dari jendela. Kemudian saya lihat sudah ada orang yang terkapar di bawah. Kemudian saya hubungi Kelian Banjar. Sekitar setengah jam kemudian polisi datang, baru saya berani keluar," tuturnya.
Nuraja menambahkan, saat terjadi pertikaian, keluarga pelaku tidak ada yang keluar dari mobil untuk meminta pertolongan. Hingga akhirnya, jenazah korban dievakuasi oleh polisi dengan menggunakan mobil ambulans milik RSUD Buleleng.
"Saat itu ada empat laki-laki berkelahi. Di dalam mobil ada satu ibu-ibu (ipar pelaku,red) dan anak-anak (keponakan pelaku,red)," ungkapnya.
Mengingat kejadian itu berlangsung di halaman warung miliknya, Nuraja pun berharap agar keluarga pelaku atau korban membantu dana untuk melakukan upacara pecaruan. Sebab saat ini halaman rumahnya pun menjadi leteh (kotor secara niskala) .
"Mecaru itu pasti dilakukan. Cuma dari pihak pelaku atau korban saya harap bisa membantu dari segi dana. Tapi kalau tidak, ya saya bikin upacara mecaru sendiri," tutupnya. (dik)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minta Uang tak Dikasih, Alfin Tusuk Ibu Kandungnya
Redaktur & Reporter : Soetomo