Duel, Pemain Keyboard Tersungkur

Jumat, 06 Juni 2014 – 09:44 WIB

jpnn.com - SIDAMANIK - Suasana sepi pada Kamis (5/6) subuh sekira pukul 04.00 WIB, di Huta Marihat Baris, Nagori Jorlang Huluan, Pamatang Sidamanik, Siantar, berubah heboh.

Eko Ambarita (23), seorang pemuda setempat roboh dan meninggal setelah ditikam tetangganya, Halomoan Rajaguguk (18).

BACA JUGA: Kodok, Pelaku Hipnotis Modus Batu Akik Dibekuk

Kejadian ini bermula karena ketersinggungan. Lalu, mereka adu jotos di depan tempat main biliar di Huta Marihat Baris. Namun, naas dialami korban. Pria terampil bermain keyboard dalam acara-acara pesta itu menghembuskan nafas terakhir setelah ditikami pelaku.

Keterangan dihimpun Metro Siantar (Grup JPNN), malam sebelum kejadian, korban sedang bermain biliar bersama dua rekannya Harioni Manik (26) dan Rinal Sidabutar. Pelaku yang sehari-hari bekerja di tempat biliar itu juga sedang berada di tempat. Saat itu, Halomoan jadi penonton untuk ketiganya.

BACA JUGA: Si Perempuan: Kami Hanya Cerita di Kamar Itu

Nah saat bermain biliar itu, Eko sering kali memukul-mukulkan stik ke meja biliar. Sekali dua kali didiamkan Halomoan. “Tapi semakin aku diamkan dia makin menjadi-jadi. Stik dipukul-pukulkannya ke meja. Terakhir, aku tegur dia,” tersangka Halomoan, saat ditemui di Mapolsek Sidamanik, Kamis (5/6).

Rupanya, Eko tidak terima ditegur. Halomoan malah ditantang duel. “Aku cuma melarangnya memukul stik ke meja, tapi dia malah menantangku dan membawaku ke depan biliar. Aku yang tak berani, tidak mau melawannya. Tapi, malah dia yang memukulku,” aku Halomoan.

BACA JUGA: Kadis Ngakunya di Kamar Hotel Tidak Ngeseks

Menurut pengakuan Halomoan, dia dipukuli Eko berkali-kali. Bahkan, tersangka mengaku ditendang hingga tersungkur. “Sebelumnya, aku memang sudah sakit hati samanya. Bukan kali ini aja aku dipukulinya,” ujar tersangka.

Lanjut pria yang memiliki kulit hitam itu, begitu tersungkur, dia langsung bangkit berdiri. Kemudian berlari ke dapur rumahnya untuk mengambil pisau.

Melihat pelaku kembali datang membawa pisau, korban berusaha lari meninggalkan lokasi biliar tersebut. Namun upaya korban langsung dijegal Halomoan. Begitu dapat, tubuh Eko langsung dihujami pisau oleh pelaku. “Aku tak ingat lagi, bagian mana yang duluan kutusuk. Gimana, aku lagi gelap,” ujar tersangka.

Setelah menikam korban, Halomoan meninggalkan lokasi kemudian pergi ke rumah saudaranya di Nagori Jorlang Huluan. Hingga akhirnya tersangka Halomoan dijemput polisi.

Tersangka Halomoan menuturkan, seharusnya pagi itu mereka berangkat ke Medan untuk menghadiri pesta Tulang sekaligus toke-nya (pemilik tempat biliar tempat pelaku bekerja) Rasolo Sidauruk di Kota Medan.

“Sebenarnya kami tidak melayani hingga subuh, tapi karena mau berangkat ke pesta maka mereka begadang menunggu keberangkatan tersebut. Aku pun tidak bisa hadir ke pesta itu, mau macam mana lagi,“ ujar tersangka sembari mengaku menyesali perbuatannya telah membunuh Eko, tetangganya di Dusun Pangkalan Dolok.

Ibu korban Raolo br Sitinjak (53), ditemui di Instalasi Jenazah Rumah Sakit dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiangtar, menolak diwawancarai wartawan. Sedikit pun dia tidak bersedia berkomentar tentang kematian anak keempat dari enam anaknya tersebut.

Kapolsek Sidamank Jonny Andreas Siregar mengatakan, tersangkanya sudah diamankan. Setelah diperiksa, tersangka mengaku nekat menghabisi nyawa korban karena dianiya oleh korban sebelumnya dan pelaku yang kalah kemudian mengambil pisau.

Lalu, pelaku mengejar korban dan langsung menikami korban. Akibat perbuatan itu, tersangka bakal dijerat pasal 338 KUHPidana dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara. (mag-01/dro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alasan Berobat, Rupanya Dijemput Kadis dan Masuk Hotel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler