Duet Jokowi-Prabowo, Fadlin: Tidak Setuju Capres Tunggal

Kamis, 26 April 2018 – 10:05 WIB
Direktur Straegi dan Analisis Data Lembaga Analisis Politik Indonesia, Fadlin Guru Don. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Straegi dan Analisis Data Lembaga Analisis Politik Indonesia, Fadlin Guru Don, menganggap duet Joko Widodo-Prabowo Subianto sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden adalah sangat mungkin terjadi.

"Tidak ada yang mustahil dalam politik, politik sangat dinamis dan berubah setiap saat, maka sangat mungkin Jokowi dan Prabowo akan bersatu kembali lewat pasangan calon,” kata Fadlin Kepada JPNN.com di Jakarta, Kamis (26/4/2018).

BACA JUGA: Jika Prabowo Gandeng Aher, Kelar Satu Putaran, Wouw!

Untuk saat ini, menurut Fadlin, Prabowo belum mendeklarasikan diri secara resmi, ia sedang membaca perkembangan yang ada, maka peluang itu masih terbuka lebar. Lagi pula partai pendukung pemerintah telah membuka pintu untuk Pak Prabowo.

“Ini menunjukkan bahwa tokoh-tokoh politik kita telah sadar bahwa pemimpin negara ini untuk kepentingan rakyat,” katanya.

BACA JUGA: Jokowi Bikin Sengsara, Anies Dapat Dukungan Rasi Dua

Terlepas dari drama yang sedang didesain oleh mereka tetapi kita sebagai rakyat Indonesia perlu menanggapi secara positif bahwa usaha ini adalah usaha terbaik demi kedamaian bangsa dan negara.

Pengajar Universitas Mercu Buana ini, juga menangkal pernyataan Fadli Zon yang sangat khawatir adanya penggiringan opini bahwa Prabowo menjadi King Maker dan atau Cawapres Jokowi.

BACA JUGA: Sandiaga Tak Masalahkan Amien Rais Bicara Politik di Balkot

“Fadli Zon sebagai kader Gerindra sah saja bersikap ngotot untuk mencalonkan Prabowo sebagai presiden tetapi dia juga tidak boleh melawan kehendak publik. Publik sangat menginginkan tokoh-tokoh mereka terlihat akur dan memikirkan nasib mereka, justru menurut saya sikap Fadli Zon terkesan ambisius,” ciut Fadlin.

Jika upaya Jokowi menggandeng Prabowo supaya terlaksana pencalonan tunggal, Fadlin justru keberatan dengan inisiasi tersebut.

“Capres tunggal selain membuat demokrasi ini tidak baik, juga akan menjadi sejarah baru di Republik ini, seakan-akan di negeri ini hanya memiliki dua negarawan saja. Padahal masi banyak tokoh-tokoh lain yang menjadi idola masyarakat,” katanya.

Katakan saja, misalnya pasangan mantan Panglima TNI (PUrn) Jenderal Gatot Nurmantyo-TGH. Muhammad Zainul Majdi, yang sering digadang-gadangkan oleh publik tidak bisa dilihat sebelah mata. Pasangan ini juga bisa menjadi rival yang sebanding melawan Jokowi-Prabowo.

“Saya katakan pasangan ini pasangan Nasionalis-Agamais. Gatot-TGB memiliki relawan masing-masing yang sedang berupaya menaikkan elektabilatas keduanya. Apalagi Partai PAN sudah mengakui ingin menggodok Gatot sebagai Capres. Maka ini bisa menjadi jawaban agar pencalonan tunggal itu tidak terlaksana,” ungkap Fadlin.

Selain Gatot, TGB, ada nama lain yang juga layak untuk diperhitungkan menjadi poros ketiga misalnya Muhaimin Iskandar yang memiliki massa real dari kalangan NU, ada Rizal Ramli yang memiliki segudang pengalaman di dunia birokrasi pemerintahan. Juga ada anak muda seperti Agus Harimurti Yudoyono yang namanya sedang naik sebagai Cawapres dari Partai

Demokrat dan masih banyak nama-nama lain lain yang sangat layak untuk menjadi pemimpin di Indonesia.

“Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk mewarnai demokrasi kita dengan indah tanpa membunuh hak-hak politik yang lainnya,” tutup Fadlin.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Baswedan Diramal jadi Juru Selamat Negeri


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler