jpnn.com - ANAMBAS - Nelayan budidaya ikan napoleon dan kerapu di Kabupaten Kepulauan Anambas mengeluhkan jatuhnya harga ikan karang saat ini. Murahnya harga ikan ini, membuat para nelayan gigit jari. Para nelayan mengatakan biaya yang mereka keluarkan untuk membudidayakan ikan tidak sebanding dengan harga jual.
"Laporan nelayan budidaya ikan napoleon mereka rugi besar," ujar Koordinator usaha mikro di Anambas, Saswandi, saat dihubungi, Rabu (25/3).
BACA JUGA: Iwapi Berperan Aktif Dorong Pertumbuhan Ekonomi Global
Napoleon yang dulunya dijual ke agen Hongkong seharga Rp 1,4 juta per kilo, kini menurun drastis. "Saya sudah tidak tahu lagi berapa harga sekarang, yang jelas selain dibatasi ekspor, harga jual napoleon pun murah," ujarnya.
Sementara harga pakan napoleon naik, dari Rp 2.000 per kilo menjadi Rp 7.000 per kilo. Pertimbangannya, napoleon yang bisa panen selama 3 tahun, harus diberi pakan dan perawatan agar tidak mati.
BACA JUGA: BTN Bagikan Dividen Rp 220 miliar
Ditambah lagi, adanya campur tangan Pemda justru semakin mempersulit menstabilkan perekonomian nelayan budidaya napoleon.
Menurut Saswandi, kebijakan pemerintah pusat memperketat ekspor ikan napoleon sangat baik, namun karena proses dan perlu waktu, sehingga berdampak terhadap nelayan.
BACA JUGA: PDAM Utang Rp 4,8 Triliun, 58 Persen Kabupaten Krisis Air Bersih
”Kami harapkan KKP bisa memantau ke daerah-daerah dampak peraturannya justru melemahkan perekonomian,” ujarnya. (ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Bahan Pokok Belum Stabil, BBM kok Malah Mau Naik
Redaktur : Tim Redaksi