jpnn.com - jpnn.com - Lifter kebanggaan Indonesia Eko Yuli Irawan kembali mengalami cedera lutut.
Cedera lama di lutut kanan peraih perak Olimpiade Rio de Janeiro kembali kambuh karena latihan.
BACA JUGA: Pelatnas Angkat Besi Bakal Angkat Kaki dari Cibubur
"Ini cedera lama yang kambuh lagi. Mulai terasa sepekan lalu, ketika intensitas latihan mulai meningkat cukup berat angkatannya dan kondisi tempat latihan pun yang kurang memadai pun mendukung," katanya seperti diberitakan Indopos (Jawa Pos Group) hari ini.
Menurutnya, lutut kanannya sejak sepekan lalu sudah mulai membengkak dan nyeri, hingga dia pun disarankan pelatihnya, Dirja Wihardja untuk melakukan pengecekan terlebih dahulu.
BACA JUGA: Tegang, Mengharukan, Terima Kasih Yuni!
Pada saat pemeriksaan kemarin di ISMC, Eko pun disarankan untuk melakukan pengambilan cairan di bagian kanan dan kiri lutut kanannya.
Sport therapist ISMC yang menangani Eko, Bayu Nusa menuturkan jika perawatan pertama untuk Eko adalah mengopres lututnya dengan es.
Itu dilakukan untuk mengurangi bengkaknya terlebih dahulu sebelum proses pengambilan cairan.
"Lalu dilakukan electric stimuli dan baru pengambilan cairan, agar bisa mempercepat pemulihan cederanya. Karena normalnya, untuk recovery 2-3 minggu. Tapi kami percepat disini, karena dia kan atlet maka dia harus balik ke performanya dengan cepat," ucapnya.
Cedera kambuhan Eko ini, dinilai Bayu bisa dikarenakan latihan berlebihan, kelelahan, atau kurang pemulihan yang bagus. Untuk kendala fasilitas tempat latihan yang kurang bagus, menurutnya tidak terlalu berpengaruh.
"Karena programnya harus berjalan terus, kadang recoverynya suka terhambat. Jadi kondisinya up dan down, yang penting sekarang kita treatmen untuk kempesin dulu cederanya dan kita percepat pemulihannya," ucapnya.
Setelah pengambilan cairan ini, selanjutnya, menurut Bayu, Eko disarankan untuk menjalani serangkaian perawatan untuk pemulihan cedera lewat psioterapi. Di masa transisi nanti, kalau mau balik ke latihan berat lagi, Eko diharuskan untuk ada pre-rehab.(bam)
Redaktur & Reporter : Budi