jpnn.com, BALIKPAPAN - Jumlah pengidap HIV-AIDS di Balikpapan, Kalimantan Timur bertambah hingga 500 orang hingga pertengahan 2017.
Tahun lalu, jumlah ODHA di Balikpapan “hanya” 1.110 orang. Kini, jumlahnya terus meningkat hingga 1.507 orang.
BACA JUGA: Baru Bebas 39 Hari, Remaja Masuk Bui Lagi
Staf Ahli Wali Kota Bidang Sosial, Kesejahteraan, dan Pengembangan SDM Dyah Muryani mengatakan, hampir setiap rumah sakit mencatat peningkatan jumlah ODHA.
Beberapa tahun terakhir, virus HIV banyak terdeteksi pada ibu hamil.
BACA JUGA: Kisah Pilu Sonia, Suaminya Sudah 4 Bulan Hilang di Mekah
“Mereka tidak sadar berpotensi menularkan virus kepada janin dalam kandungannya. Selain itu, HIV juga dapat tersebar karena hubungan seks yang tidak aman dan penggunaan narkoba jarum suntik,” kata mantan Kepala RSUD Balikpapan itu, Sabtu (5/8).
Dyah menjelaskan, ada beragam masalah sekaligus tantangan dalam penanganan ODHA.
BACA JUGA: Personel Mabesal Ikut Sosialisasi Bahaya HIV
Salah satu problem utama adalah kebanyakan dari penderita HIV-AIDS belum memiliki KTP Balikpapan.
Dampaknya, mereka kesulitan mendapatkan fasilitas BPJS Kesehatan.
“Padahal mereka sudah tinggal di sini bertahun-tahun. Tidak ada KTP, akhirnya mereka tidak bisa mengurus kartu BPJS. Jadi, rata-rata kesulitan jika ingin berobat. Belum lagi, kebanyakan tergolong golongan tidak mampu dan keluarga sudah tidak mau menerima kehadiran mereka,” ucapnya.
Dia menambahkan, selama ini Pemkot Balikpapan hanya dapat menangani ODHA dengan cara pengobatan dan pembinaan. (gel/riz/k18)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Walah, Guru Anggota HTI Sebarkan Ajaran di Sekolah
Redaktur : Tim Redaksi