jpnn.com - jpnn.com - Kesabaran Farah Diba Anisa alias Nisa, 23, akhirnya habis juga.
Pernikahannya dengan Indra Setiawan, 43, ternyata tak membawa kebahagian.
BACA JUGA: Pabrik Milik Investor Tiongkok Dipalang Warga Manokwari
Pasalnya, ibu dua anak ini selalu menjadi sasaran perlakukan kasar suami keduanya itu.
Tubuh dan kepala Nisa dipukul pakai ikat pinggang, gagang sapu hingga berdarah.
BACA JUGA: Kepala Sekolah di Surabaya Mulai Pusing Atur Dana
Perlakukan kasar terakhir kalinya itu dia terima hanya gara-gara bilang suaminya pengangguran.
Geram selalu mendapat perlakuan kasar, warga Huta Silau Manik, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Sumut inipun mendatangi Mapolres Simalungun, Jumat (6/1).
BACA JUGA: Dilanda Banjir, Solsel dan Pasaman Terparah
Dengan wajah lebam dan bengkak, Farah mengadukan perbuatan suaminya itu pada polisi.
Ditemui di rumah orangtuanya, di Kota Siantar, Nisa mengatakan, penganiayaan itu dilakukan suaminya pada pagi harinya, sekira pukul 09.30 WIB, di rumah mereka di Huta Silau Manik.
Indra Satriawan kata dia adalah suami keduanya dan dari pernikahan mereka sejak tahun 2014, sudah dikaruniai satu orang anak yang masih berumur 20 bulan.
Dari pernikahan dengan suami pertamanya, Nisa sudah dikaruniai satu orang anak juga.
Sedangkan pernikahan Indra dengan istri pertamanya, telah dikaruniai tiga orang anak. Selama membangun bahtera rumah tangga, Indra selalu berprilaku kasar dengan memukuli Nisa.
Mirisnya lagi, Indra paling banyak pernah memberi uang nafkah kepada Nisa Rp300 ribu. Padahal, pekerjaan Indra dibagian pembibitan pohon kelapa sawit bisa menghasilkan gaji hingga jutaan.
“Selama kami berumah tangga, dipukuli dan dimaki-maki suami saya terima sehari-hari, tapi aku selalu memilih diam untuk mempertahankan rumah tangga kami. Aku pernah dikasih nafkah paling banyak Rp300 ribu,” ujarnya seperti diberitakan Metro Siantar (Jawa Pos Group) hari ini.(jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobil Travel Nyemplung ke Sungai, Dua Tewas
Redaktur : Tim Redaksi