jpnn.com - PURWOREJO - Warga Dusun Tegalsari, Brenggong, Purworejo mendadak kaget dengan kedatangan pasukan Densus 88 Antiteror Polri, Kamis (15/12) siang. Saat itu warga RT 02/RW 06 di dusun tersebut sedang menyiapkan rencana pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW di musala setempat.
Rasa heran warga sedikit terjawab ketika seorang polisi wanita menggandeng Ika Puspitasari dari dalam rumah Kiai Basuki (53). Ika adalah salah satu terduga teroris yang terlibat dalam jaringan yang ditangkap di Bintara, Bekasi karena hendak mengebom kompleks Istana Negara.
BACA JUGA: Pemulangan 8 Korban Skytruck Dilakukan dengan Upacara Kehormatan
Ika tak melawan saat dibekuk polisi. Namun, sebelumnya memang ada polisi yang menanyakan keberadaan perempuan 35 tahun itu.
“Kejadiannya sangat cepat sekitar pukul 14.00. Ada polisi yang menanyakan keberadaan Mbak Ika,” ungkap Widarsih (38) istri Kiai Basuki.
BACA JUGA: Pertamina Tambah Pasokan Gas Melon di Batam
Saat itu Ika sedang membungkusi makanan ringan. Polisi lantas mendekati Ika dan mengucapkan salam. Dari sekian banyak orang, hanya Ika yang membalas salam
Sambil menyambut salam, Ika menoleh ke arah sumber suara. “Polwan langsung membawanya keluar rumah,” tambahnya.
BACA JUGA: Duh! Foto Setengah Bugil Gegerkan Subang, Diduga Milik Ketua Fraksi Gerindra
Warga hanya bengong melihat kejadian itu karena tidak tahu penyebab Ika ditangkap. “Kami tidak tahu apa-apa dan ada apa dengan Mbak Ika. Dia dibawa begitu saja oleh polisi,” papar Windasih.
Selanjutnya, Ika digiring ke rumahnya dan diminta menunjukkan kamar tidurnya. “Begitu sampai rumah polisi langsung masuk kamar dan menggeledah. Dua kamar lain juga digeledah,” kata Maryam (55), ibu Ika.
Menurutnya, polisi sebelum menangkap Ika sempat mendatangi rumahnya terlebih dahulu. Maryam tak tahu alasan penangkapan anak perempuannya itu.
Menurutnya, Ika adalah anak pendiam yang jarang keluar rumah. Bahkan, tak pernah ada tamu asing yang datang ker rumahnya, selain teman sekolah Ika dulu.
Kapolres Purworejo AKBP Satrio Wibowo mengatakan, Ika memang ada kaitan dengan jaringan teroris Bekasi. “Berinisial IP. Diduga memiliki kaitan dengan bom Bekasi,” jelasnya.
Menurut Satrio, Densus 88 juga mengamankan beberapa barang bukti dari rumah Ika. Namun, dia enggan memerinci penangkapan Ika.
“Kami sifatnya hanya mem-back up,” kata perwira menengah Polri dengan dua melati di pundak itu.
Dari catatan Jawa Pos Radar Jogja, penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 di Purworejo kali ini bukanlah yang pertama. Ada dua lainnya yang juga telah ditangkap pasukan detasemen antiteror.
Pertama ada Yasir bin Bar yang dikenal sebagai ahli komputer jaringan Nurdin M. Top pada April 2008 saat berada di rumah mertuanya di Desa Wingkosangrahan, Ngombol. Yasir yang kesehariannya dikenal sebagai guru mengaji di salah satu pondok pesantren di Surakarta ditangkap saat mengunjungi istrinya yang baru saja melahirkan.
Penangkapan kedua terjadi September 2014. Densus 88 menangkap Chandra alias Suharto alias Aris Suharto, warga Kelurahan Pangenrejo. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai penjual susu kedelai itu diduga sebagai orang yang menyembunyikan Noordin M. Top dan Dr Azhari. Chandra diciduk saat hendak berangkat jualan.(udi/yog/ong/jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mohon, Jangan Benturkan PSK Sarkem dengan Warga
Redaktur : Tim Redaksi