Duh, Sudah Ada Lima Titik Api

Senin, 04 Juli 2016 – 00:09 WIB
Kebakaran lahan. Ilustrasi Foto: Angger Bondan/dok.JPNN.com

jpnn.com - PALEMBANG – Upaya menciptakan agar wilayah Sumatera Selatan zero asap tampaknya  sulit terealisasi. Pasalnya, hingga Sabtu (2/7) lalu terpantau titik api di Ogan Ilir, Inderalaya. 

Sekitar empat hektar lahan terbakar. Kemarin Minggu (3/7) berdasarkan satelit Aqua terpantau titik api di lima titik kabupaten kota di Sumsel.

BACA JUGA: MIRIS! 22 TKI NTT Mati di Malaysia, Proses Hukum Terhambat di Kejaksaan

Kelima yakni dua hotspot di desa Bandar Jaya, Musi Banyuasin dengan tingkat kepercayaan diatas 632 persen, desa Karya Mukti, Musi Rawas dengan tingkat kepercayaan 55 persen, desa Pangkul Prabumulih dengan tingkat kepercayaan 65 persen dan Tubohan Ogan Komering Ilir (OKI) dengan tingkat kepercayaan 74 persen.

Kepala UPTD Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan ( PKLH) Dinas Kehutanan Sumsel, Ahmad Taufik mengatakan, sejak satu pekan ini titik hotspot memang terpantau di wilayah Sumsel dengan tingkat kepercayaan cukup tinggi yakni diatas 50 persen. 

BACA JUGA: Vaksin Palsu Bikin Resah? Tenang, Daerah Ini Aman Lho

Kemarin Sabtu (2/7) saja terjadi kebakaran lahan di Ogan Ilir, Inderalaya. “Sekitar 4 hectar lahan terbakar,” katanya, kemarin.

Menurut Taufik, berdasarkan pantauan satelit kemarin pagi kembali terpantau cukup banyak hot spot. Bahkan, untuk di pulau (wilayah) Sumatera terpantau 248 titik hot spot. 

BACA JUGA: Jenazah Anak Dibawa Naik Motor, Netizen Kecam Pemerintah!

Rinciannya, Bangka Belitung 1 titik, Lampung 1 titik, Kepulauan Riau 3 titik, Jambi 8 titik, Bengkulu 24 titik, Riau 40 titik, Sumatera Barat 52 titik, Sumatera Utara 105 titik dan Sumsel 5 titik.  

Untuk itu, sambung Taufik, pihaknya segera menindaklanjuti dengan ground chek ke lapangan karena info hot spot adalah deteksi dini dari satelit. 

”Kalau hot spot di OI sudah dipadamkan. Sekarang heli mengejar lima hot spot yang terpantau,” ucap dia. Dijelaskan Taufik, selain pengecekan dan pemadaman melalui darat. Pihaknya pun memantau dan memadamkan hot spot melalui jalur udara.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Yulizar Dinoto mengatakan, setelah mendapat informasi dari lapangan adanya kebakaran lahan maka pihaknya langsung menggerakkan satgas darat dan udara. Satgas darat terdiri dari kepolisian, TNI, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api dan sebagainya. ”Pemadaman melalui jalur darat maupun jalur udara,” katanya. 

Katanya, jalur darat menggunakan mobil pemadam kebakaran. Sementara jalur udara menggunakan helikopter MI-8 yang melakukan waterbombing dengan kapasitas lima ton air. 

Helikopter ini merupakan bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. "Selain itu, antisipasi karhutla pun dengan modifikasi cuaca yang merupakan dari BPPT dan BNPB,” ulas dia.

Waktu dekat, lanjut Yulizar, pihaknya akan mendapat bantuan dari BNPB berupa pesawat Super Puma dengan kapasitas empat ton air. Dengan begitu, pihaknya sangat siaga untuk memadamkan titik api.

”Saat mendapat laporan adanya kebakaran (titik api), maka langsung diterjunkan tim baik darat dan udara agar langsung segera memadamkan kebakaran itu,” tukasnya. (yun/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... HEBOH: Petani Miskin Bawa Pulang Jenazah Anak Naik Motor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler