jpnn.com - KUPANG – Beredarnya vaksin palsu di beberapa kota di Indonesia semakin meresahkan masyarakat. Bila kita tidak waspada, peredaran vaksin palsu bisa saja merambah masuk sampai ke Kota Kupang.
Mengantispasi beredarnya vaksin palsu di Kota Kupang, Dinas Kesehatan Kota Kupang berencana memonitor kembali vaksin yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT melalui instalasi farmasi.
BACA JUGA: Jenazah Anak Dibawa Naik Motor, Netizen Kecam Pemerintah!
Kepada Timor Express (JPNN Group), Jumat (1/7), Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr. Ari Wijana, mengatakan vaksin selalu didapat dari Kementerian Kesehatan. Sesuai prosedur tetap (protap), vaksin yang datang dari Kementerian tidak ada kaitan dengan vaksin yang dipalsukan.
Ia beralasan vaksin yang didatangkan dari Kementerian Kesehatan hanya melalui e-katalog.
BACA JUGA: HEBOH: Petani Miskin Bawa Pulang Jenazah Anak Naik Motor
“Vaksin didistribusikan sampai ke puskesmas dan posyandu. Juga beberapa rumah sakit yang bekerjasama dengan kami, termasuk beberapa dokter praktik, khususnya dokter spesialis anak,” ujarnya.
Vaksin, jelas Ari, adalah benda asing yang dimasukkan ke tubuh anak-anak di bawah usia satu tahun. Permintaan vaksin ke Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Provinsi NTT, kata dia, selalu disesuaikan dengan target kelahiran bayi dalam setahun.
BACA JUGA: Pelik, Hapus Perda Pemkot Bisa Kehilangan Dana Miliaran
Setiap tahunnya, Dinkes memperkirakan bayi yang lahir mencapai tujuh hingga delapan ribu.
“Jadi kita minta BCG sekitar delapan ribu. Tetapi tidak didrop sekaligus. Karena kita selalu memakai yang namanya buffer stock. Kalau vaksin menipis, baru kita minta untuk didrop lagi,” jelasnya.
Ari memastikan, sampai saat ini, tidak ada vaksin palsu yang beredar di Kota Kupang. Sebab vaksin dari Kementerian Kesehatan adalah vaksin yang tidak dipalsukan dan aman untuk digunakan.
Selain itu, vaksin tidak didatangkan dalam jumlah besar, dengan tujuan agar vaksin tidak expired (kadaluarsa). “Sampai saat ini belum ada vaksin palsu di Kota Kupang,” tandasnya.
Apabila memakai istilah palsu, lanjut Ari, maka vaksin palsu dibuat sama persis dengan vaksin asli. Sehingga banyak orang sulit membedakan mana yang asli dan mana yang palsu.
Oleh karena itu, semua pihak harus tetap mewaspadai peredaran vaksin palsu. “Saya umumkan ke semua puskesmas, kalau ada vaksin yang menjelang expired, maka harus dipakai lebih dahulu. Kalau sudah expired, harus dimusnahkan seluruhnya sesuai protap,” katanya.
Setelah liburan Idul Fitri, Ari berencana mengajak semua staf di layanan kesehatan untuk memonitor semua unit yang memberi pelayanan imunisasi, baik rumah sakit, dokter praktek maupun puskesmas dan sebagainya. “Kita mau me-recheck apakah ada vaksin di luar dari yang didistribusikan oleh kita,” ungkapnya.(JPG/r2/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terungkap! Rumah Makan Ini Diam-Diam Jual Mi Mengandung Babi
Redaktur : Tim Redaksi