Duha Berjamaah dan Berdoa: Untung Lengser dari Tirta Pakuan

Selasa, 23 Februari 2016 – 09:45 WIB
Ilustrasi.

jpnn.com - BOGOR - Demo pegawai PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor masih berlanjut hingga hari keempat, Senin (22/2) kemarin. Tuntutannya masih sama, Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Pakuan Untung Kurniadi dicopot.

Dari pantauan, Radar Bogor, sebelum melakukan demo para pegawai PDAM melakukan salat Duha berjamaah di Masjid Nurul Maai komplek PDAM di Jalan Siliwangi. Sekitar 80 karyawan PDAM berdoa meminta Untung Kurniadi lengser dari jabatannya.

BACA JUGA: Buang Sampah Sembarangan Bakal Didenda Rp 5 Juta

"Mendoakan yang terbaik bagi PDAM. Agar semua harapan karyawan dikabulkan Allah SWT. Meminta kepada Allah agar wali kota mendengar aspirasi karyawan memberhentikan Untung Kurniadi," ungkap pegawai PDAM Abdur Rozak.

Dia pun berbagi kisah suka duka menjadi anak buah Untung selama dua tahun. Dia menuturkan, kehadiran bos PDAM itu, menyebabkan perpecahan di PDAM dengan timbulnya blok-blok pegawai. Yakni, blok yang pro dan kontra Untung. 

BACA JUGA: Ini Tuntutan Mimika Terkait Kontrak Karya Freeport

Selain itu, dirut juga dinilai tidak menghargai bawahannya baik kepala bagian (Kabag) dan kepala sub bagian (Kasubag) di PDAM. "Bagaimana mungkin kita karyawan biasa dihargai, kabag dan kasubag kita saja tidak dihargai. Padahal kabag dan kasubag adalah orang yang kita hormati dalam pekerjaan kita," tuturnya.

Dia menjelaskan demo yang sudah berlangsung sejak Rabu (17/2) lalu itu, merupakan akumulasi kekesalan dari pegawai PDAM atas kebijakan yang tidak adil yang dilakukan dirut selama di PDAM. Mulai masalah koperasi, pengadaan meter air, hingga insentif dan premi pegawai yang diduga dipotong.

BACA JUGA: Diduga Patah Hati, Wanita Ini Nekat Gantung Diri

Selain salat Dhuha, pegawai PDAM juga menempelkan beberapa poster baru yang berisi penolakan terhadap Untung Kurniadi. Antara lain; Ini Hati Nurani Kami Tanpa Ditunggani Kepentingan Lain, Pegawai PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Menolak Dengan Tegas Untung Kurniadi. Lalu poster, Untung Kurniadi Gak Punya Malu Sudah Ditolak Tetap Mau Jabatan Dirut. Dan Pegawai PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Satu Hati dan Satu Sikap Harga Mati Tolak Untung Kurniadi.  

"Untung turun sekarang juga..Untung turun sekarang juga. Tukang demo..tukang demo.. kena demo..turun kere jadi dirut Malah jadi kapal keruk," ujar beberapa pegawai PDAM bernyanyi. 

Ricky Hardiansyah, ajudan kantor Untung Kurniadi juga berbagi kisah pilunya selama bekerja dengan dirut. Dia mengatakan, sebelum Untung masuk ke PDAM, dia sudah menjadi karyawan PDAM. Namun selama dua tahun Untung Kurniadi menjadi Dirut, dia merasakan kesewenang-wenangan. 

Menurutnya Untung merupakan pemimpin emosional dan suka mengeluarkan kata-kata kotor saat marah. "Saya sering dibilang an**** dan kata-kata kotor lain kalau Untung marah," jelasnya melalui pengeras suara di hadapan massa pegawai PDAM yang melakukan aksi demo.

Sementara Sarjono, mengaku sudah 22 tahun mengabdi di PDAM, namun dua tahun Untung menjadi dirut, dia sudah di buatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan diintimidasi akan dipindahkan ke Bekasi. Namun dia menolak hal itu. "Untung baru dua tahun menjabat saya sudah di BAP. Sebelumnya selama 22 tahun, saya tidak pernah di BAP," jelasnya.

Aksi hari keempat demonstrasi kemarin dimulai sejak pukul 08.00 WIB. Dan sempat istirahat untuk melaksanakan salat Zuhur berjamaah di masjid. Dan sesudah Zuhur, aksi demo dilaksanakan kembali di halaman kantor PDAM.

Sementara perihal tudingan-tudingan kepada pegawaianya ini, Dirut PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Untung Kurniadi mengaku, tidak pernah melakukan pemotongan uang insentif di PDAM seperti yang diadukan. 

Menurut dia uang insentif itu keluar berdasarkan kinerja, dan menurutnya karyawan pun sudah menandatanganinya. “Saya tidak potong uang intensif, kalau dipotong, itu misalnya karyawan tanda tangan Rp1juta, mereka terima Rp500 ribu,” kata Untung Rabu (17/2). (ral/c/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... ASTAGA: Tabrak Taman, Mahasiswa Tewas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler