Duh...Minimnya Dana Penelitian di Perguruan Tinggi

Kamis, 08 Desember 2016 – 15:16 WIB
Perguruan tinggi. Foto: dok.JPG

jpnn.com - JAKARTA--Pengamat pendidikan Prof Firmanzah mengkritisi minimnya dana penelitian di perguruan tinggi.

Padahal, dari penelitian itu, para dosen bisa meningkatkan mutu dan kompetensinya.

BACA JUGA: Moratorium UN, DPR Anggap Mendikbud Belum Bisa Meyakinkan Presiden

"Dana pendidikan di APBN memang 20 persen, tapi alokasi untuk penelitian sangat kecil. Bagaimana bisa mutu dosen meningkat kalau hanya sebatas jago teori tapi miskin praktiknya," kata Firmanzah yang juga rektor Universitas Paramadina ini, Kamis (8/12).

‎Dia menyebutkan, penelitian di Indonesia sangat sedikit dibanding New Zealand, Singapura, dan Malaysia.

BACA JUGA: Moratorium Ditunda, Persiapan Unas Jalan Lagi

Demikian juga peneliti perempuan masih kurang dibanding tiga negara tersebut.

"Dosen di Indonesia sangan ketinggalan penelitiannya. Salah satu penyebabnya karena dananya tidak ada. Selain itu hasil penelitian para dosen ini tidak dipublish dan hanya memenuhi persyaratan administrasi," imbuhnya.

BACA JUGA: Jika UN Dihapus, Bagaimana Nasib Lembaga Bimbel?

Cari ini menurut Firmanzah harus diubah.Negara harus mengalokasikan sisa anggaran untuk riset-riset yang dibutuhkan dalam mendongkrak pembangunan.

Bila negara kekurangan dana, gandenglah perusahaan-perusahaan yang punya komitmen membantu dalam peningkatan kualitas dosen.

"Saya yakin banyak perusahaan komit untuk ‎mengalokasikan dananya bagi riset. Itu sebabnya pemerintah perlu memberikan stimulus kepada perusahaan-perushaan ini seperti keringanan pajak. Dana pemerintah kan terbatas, otomatis pemberian stimulus jadi jalan satu-satunya," pungkasnya. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Belum Beri Lampu Hijau untuk Moratorium UN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler