BACA JUGA: Bunuh Bayi, Ibu Kandung Dituntut 4 Tahun
Sehingga, para penjaja cinta sesaat itu hanya mendapat antara Rp 40 ribu hingga Rp 35 ribuKondisi tersebut meresahkan PSK
BACA JUGA: 14 Remaja Korban Oral Seks Duda
Karena uang cuti kucuran Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Tulungagung itu untuk biaya transportasi mudik selama tutup RamadanBACA JUGA: Pengedar Sabu Selalu Tenteng Granat
Di lokalisasi Ngujang, Kedungwaru; sebanyak 198 dan Kaliwungu, Ngunut; sebanyak 180 PSK.Seperti pengakuan salah satu PSK Lokalisasi Ngujang bernama TuminahPerempuan asal Batu, Malang, ini mengatakan dirinya mendapat uang cuti Rp 35 ribu"Katanya setiap PSK mendapat Rp 50 ribuTapi kenyataannya, saya hanya menerima Rp 35 ribuRekan sebelah kamar saya juga hanya Rp 35 ribu," keluhnya kepada Radar Tulungagung
Menurut perempuan berusia 45 tahun itu, yang memotong adalah oknum pengurus lokalisasiAlasan potongan untuk membayar denda dan biaya pajak"Katanya Rp 5.000 untuk pajak dan Rp 10.000 untuk dendaYakni, untuk ganti rugi biaya absen senam dan pendidikan rutin," terangnyaTuminah melanjutkan, beberapa PSK juga mengeluhkan potongan yang disangkutpautkan dengan iuran pembiayaan rutin lokalisasiSeperti biaya cek kesehatan, keperawatan maupun keamanan"Alasan pengurus, banyaknya potongan itu disebabkan PSK masih memiliki tanggungan," ucapnya sambil berkemas untuk mudik.
Salah satu warga lokalisasi bernama Sigit menambahkan, pemberiaan uang cuti Ramadan kepada para PSK di lokalisasi Ngujang ditengarai tidak merataBanyak PSK yang ditengarai belum menerima uang pemberian dari dinsosnakertrans itu"Mungkin akibat minimnya sosialisasiBanyak PSK yang sudah terlanjur pulang sehingga tidak kebagihan uang cuti," terangnya.
Pria yang tubuhnya ditato ini menjelaskan, sosialiasi yang dilakukan pengurus ditengarai terlalu mepet.
"Baru kemarin uang cuti diberikanPadahal sudah banyak PSK yang pulangSelain itu, prosesnya tidak seperti duluJika dulu, pengurus mendatangi masing-masing wisma untuk menyerahkan uang cutiNamun, saat ini tidakPSK diminta ke kantor lokalisasi," jelasnya.
Kordinator Lapanga (Korlap ) lokalisasi Ngujang bernama Erwandi alias Bolo ketika dikonfirmasi mengakui sengaja memotong uang cuti secara variatifMenurut dia, potongan digunakan biaya pajak serta ganti rugi senam dan perawatanSelain itu, potong juga berlaku bagi PSK yang belum terdaftar alias masih baru"Yang pasti uang itu sudah kami berikan semuaKami tidak ingin seperti tahun laluYakni, pengurus harus nomboki (rugi) Rp 250 ribu, karena banyak PSK yang pulang namun kembali minta uang saku lagi," terangnya
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Tulungagung Sudigdo terkejut dikonfirmasi pemotongan uang cuti PSKMenurut dia, pihaknya segera terjun lapangan untuk mengecek keberadaan hal itu"Jelas tidak dibenarkan segala bentuk pemotonganJikapun ada potongan, hanya 6 persen untuk pajakYakni, sekitar Rp 4.000 dari Rp 50.000," ucapnya.
Dugaan pungutan yang bervariasi, lanjut Sudigdo, diduga ada kesepakatan setiap penghuni lokalisasiMereka iuran seikhlasnya untuk diberikan kepada para PSK yang diduga belum terdaftar sebagai penghuni salah satu wisma"Mungkin karena rasa toleransi, agar para PSK yang belum terdaftar alias baru juga mendapat uang cuti, meskipun nominalnya tidak sebanyak yang lain," duganya.
Sudigdo melanjutkan, beberapa PSK yang mendapat uang cuti adalah 198 PSK yang menghuni di lokalisasi Ngunjang yang ditampung 55 induk semang atau mucikariSementara, untuk lokalisasi Kaliwungu, Ngunut sebanyak 180 PSK yang ditampung 62 Mucikari"Kita tidak memaksa, namun untuk menghormati bulan suci, mereka sendiri yang menyatakan berhenti sementara dari aktivitas tersebut," imbuhnya(tri/aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengangkut Lembu Ditemukan Tewas
Redaktur : Tim Redaksi